Putin Ajak Pimpinan Turki Erdogan Bertemu Presiden Iran, Cari Koalisi setelah Dikucilkan Barat?

TRIBUNWOW.COM – Presiden Rusia Vladimir Putin diperkirakan akan bertemu dengan rekannya dari Iran, Presiden Ebrahim Raisi di Teheran pada hari Selasa (19/7/2022).

Dilansir TribunWow.com, pertemuan itu akan dihadiri juga oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Seperti dilaporkan Al Jazeera, Senin (18/7/2022), acara yang akan berlangsung dalam ‘format Astana’ trilateral itu bertujuan untuk menyelesaikan perbedaan pendapat terkait di Suriah.

Baca juga: Zelensky Copot 2 Pejabat Tinggi Ukraina di Tengah Invasi Rusia, Sebut Dugaan sebagai Mata-mata

Para pemimpin dan delegasi mereka juga diharapkan mengadakan pertemuan bilateral, di mana isu-isu mulai dari perang di Ukraina hingga kesepakatan nuklir Iran 2015 dengan kekuatan dunia dapat dibahas.

Kunjungan Putin dilakukan setelah penasihat keamanan nasional Amerika Serikat Jake Sullivan mengklaim pekan lalu bahwa Iran ingin menjual ratusan drone bersenjata ke Rusia untuk digunakan dalam perang di Ukraina.

Ia melaporkan bahwa delegasi Rusia mengunjungi pangkalan udara di Iran tengah setidaknya dua kali dalam sebulan terakhir, di mana mereka melihat pameran dua model drone Iran yang memiliki kemampuan tempur.

Kremlin telah menolak untuk mengomentari masalah ini, tetapi Teheran secara eksplisit membantah tuduhan itu, dengan mengatakan bahwa pihaknya tidak akan secara militer membantu kedua sisi konflik karena ingin perang berakhir.

Putin Ajak Pimpinan Turki Erdogan Bertemu Presiden Iran, Cari Koalisi setelah Dikucilkan Barat?
Sebuah blok apartemen enam lantai di tengah kota Kharkiv, Ukraina, hancur sebagian akibat serangan Rusia pada Senin (11/7/2022) dini hari. (Rilis Kantor Presiden Ukraina)

Baca juga: Curhat Ibu Tentara di Rusia saat Tahu Anaknya Tewas di Ukraina, Ngaku Benci Putin, Ingin Hal Ini

Giorgio Cafiero, kepala perusahaan konsultan risiko geopolitik yang berbasis di Washington DC, Gulf State Analytics, menanggapi hal tersebut.

Ia menilai Iran selama ini belum pernah mengekspor banyak drone, dan bahwa klaim AS harus dilihat dengan tingkat skeptisisme yang sehat.

“Iran tidak memiliki pengalaman mengekspor banyak drone ke negara bagian lain, yang seharusnya juga menyebabkan orang mempertanyakan validitas pernyataan Sullivan,” kata Cafiero.

Menurut Cafiero, penting untuk menafsirkan perjalanan Putin dan Erdogan ke Iran dalam konteks peningkatan bifurkasi Timur-Barat setelah perang Ukraina.

Pasalnya, ketika perang berkecamuk dan ekonomi Rusia telah terkena sanksi Barat, Moskow mencari hubungan yang lebih kuat dengan negara-negara non-Barat yang tidak mendukung tindakan tersebut.

“Ada pesan kuat yang dikirim ke Washington tentang Moskow, Teheran, dan keinginan Ankara untuk bekerja sama tanpa kebijakan, posisi, dan agenda AS yang dipaksakan pada mereka,” pungkasnya.

AS Sebut Iran akan Kirim Drone ke Rusia


Artikel ini bersumber dari wow.tribunnews.com.

Tinggalkan Balasan