Tiongkok Deklarasikan Darurat Kekeringan di Tengah Gelombang Panas

Beijing: Pemerintah Tiongkok mendeklarasikan darurat kekeringan perdana sepanjang 2022 di tengah gelombang panas berkepanjangan yang dikhawatirkan dapat memicu krisis air berskala masif. Musim panas terpanas dan terkering di Tiongkok ini merupakan kali pertama dalam 61 tahun sejak negara tersebut mulai melakukan pencatatan resmi.
 
Di tengah gelombang panas di Tiongkok, banyak tanaman pangan mengering dan jumlah air di sejumlah waduk berkurang hingga separuhnya.
 
Sejumlah pabrik di provinsi Sichuan ditutup sejak pekan kemarin untuk menghemat pemakaian listrik di tengah meningkatnya penggunaan penyejuk udara di rumah-rumah warga. Temperatur harian di Sichuan berkisar 45 derajat Celcius selama gelombang panas ini.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Otoritas Tiongkok mengestimasi sekitar 1 juta orang di wilayah pedesaan terancam menghadapi krisis pasokan air bersih.
 
“Sepuluh hari ke depan adalah periode kunci dari resistensi kerusakan bagi padi,” kata Menteri Pertanian Tiongkok Tang Renjian, dikutip dari euronews, Minggu, 21 Agustus 2022.
 
“Pemerintah akan mengambil langkah-langkah darurat untuk memastikan berlangsungnya panen gandum di musim gugur,” sambungnya.
 
Kondisi kekeringan di seantero Tiongkok, mulai dari wilayah padat penduduk hingga ke Tibet, “terus meningkat secara signifikan,” ucap agensi cuaca nasional Negeri Tirai Bambu pada Sabtu kemarin.
 
Sungai Yangtze menjadi andalan bagi aktivitas pertanian dan bisnis di wilayah sentral Tiongkok. Namun setelah berbulan-bulan hanya diguyur sedikit hujan dengan temperatur yang tinggi, debit airnya perlahan berkurang hingga kering sepenuhnya.
 
Sejumlah petani di daerah aliran Sungai Yangtze biasanya bisa melakukan panen pada akhir Agustus atau September. Namun beberapa petani kini harus panen lebih dini sebelum tanaman padi mereka mati.
 
“Jika temperatur tinggi terus datang pada setiap tahunnya, kami harus mencari sebuah solusi seperti membuat jaring, irigasi harian, atau memasang sistem penyemprot air demi menekan kerugian,” ucap Gan Gingdong, seorang petani di Sungai Yangtze.
 
Baca:  Gelombang Panas Membuat Sungai Yangtze Mengering
 

(WIL)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan