IMF: Risiko Resesi Meningkat Akibat Perang Rusia-Ukraina dan Inflasi Tinggi

Washington: Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengatakan prospek ekonomi global telah gelap secara signifikan dan dapat memburuk lebih lanjut. Kondisi itu dengan mengutip perang Rusia di Ukraina dan inflasi tinggi yang mengancam kelaparan dan kemiskinan yang kian meluas.
 
Peringatan itu datang hanya beberapa bulan setelah IMF memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi global untuk 2022 dan 2023. Adapun perang Ukraina melanda ketika dunia sedang berjuang untuk pulih dari dampak berkelanjutan dari pandemi covid-19, dan telah menyebabkan percepatan inflasi yang membahayakan keuntungan dalam dua tahun terakhir.
 
Georgieva mengatakan dalam sebuah posting blog yang diterbitkan menjelang pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20, pemberi pinjaman krisis internasional memproyeksikan penurunan lebih lanjut pertumbuhan ekonomi global pada 2022 dan 2023.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


“Ini akan menjadi 2022 yang sulit dan mungkin 2023 yang lebih sulit, dengan peningkatan risiko resesi,” tulisnya, dilansir dari The Business Times, Minggu, 17 Juli 2022.

IMF akan merilis Outlook Ekonomi Dunia yang diperbarui akhir bulan ini, yang menurut Georgieva akan lebih jauh menurunkan perkiraan pertumbuhan global dari perkiraan April sebesar 3,6 persen. “Kami memperingatkan ini bisa menjadi lebih buruk mengingat potensi risiko penurunan,” tuturnya.
 
“Sejak itu, beberapa dari risiko itu telah terwujud dan berbagai krisis yang dihadapi dunia semakin meningkat,” tambahnya.
 
Prospeknya tetap sangat tidak pasti, dan Georgieva memperingatkan bahwa yang termiskin akan terkena dampak paling parah. Menurutnya risiko ketidakstabilan sosial juga meningkat akibat kenaikan harga pangan dan energi.
 
Setelah satu dekade inflasi rendah, harga di seluruh dunia telah melonjak di tengah permintaan yang kuat untuk barang-barang yang melampaui pasokan karena ekonomi mulai kembali normal. Akan tetapi invasi Rusia ke Ukraina pada akhir Februari dan sanksi yang dikenakan pada Moskow mendorong harga bahan bakar dan makanan naik tajam.
 
Georgieva mengatakan memerangi lonjakan harga sangat penting, meskipun ada risiko resesi. “Bertindak sekarang akan lebih menyakitkan daripada bertindak nanti. Mengimbangi dampak perang dan pandemi adalah prioritas utama, yang hanya dapat diatasi melalui bantuan keuangan multilateral dan pengurangan utang,” pungkasnya.
 

(ABD)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan