Berkontribusi Tinggi, UMKM Perempuan Justru Diterjang Banyak Kendala

Berkontribusi Tinggi, UMKM Perempuan Justru Diterjang Banyak Kendala

Jakarta: Roda penggerak UMKM di Indonesia adalah perempuan. Berdasarkan data Kementerian Keuangan (Kemenkeu), sebanyak 52 persen dari 63,9 juta pelaku usaha mikro di Indonesia adalah perempuan.
 
Untuk tingkat usaha kecil, terdapat 56 persen dari 193 ribu usaha kecil pemiliknya perempuan. Sementara, untuk usaha menengah, 34 persen dari 44,7 ribu pelaku usahanya adalah perempuan.
 
Namun sayang, masih terdapat banyak hambatan yang ditemui agar mereka dapat berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan ekonomi apalagi mengembangkan usahanya. Terbatasnya akses dan kemampuan perempuan terhadap teknologi menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga menjelaskan tiga masalah aktual yang dihadapi UMKM perempuan, diantaranya permasalahan konstruksi sosial patriarki, infrastruktur, akses dan kemampuan perempuan mengakses teknologi, serta rendahnya literasi dan inklusi keuangan bagi perempuan.
 
Co-Chair W20 Indonesia Dian Siswarini juga mengakui kaum perempuan memiliki gap hingga 25 persen dalam hal literasi digital dibandingkan kaum adam. Ia juga bersepakat dengan pentingnya peningkatan literasi digital perempuan, karena dengan itu perempuan bisa lebih berdaya dan bisa menggunakan pengetahuan digital tersebut untuk membangun bisnis mereka.
 
Melihat hal ini, berbagai kegiatan peningkatan kapasitas telah dilaksanakan dan diimplementasikan melalui kolaborasi multi pihak dari berbagai institusi mulai dari BUMN, sektor swasta, pemerintah pusat dan daerah, hingga LSM untuk mendukung kelangsungan usaha bagi UMKM perempuan menggerakan roda perekonomian.
 

Salah satunya Kelas Perempuan Maju Digital (KPMD) yang digelar Tokopedia berkolaborasi dengan Kepala Dinas Koperasi & UKM Provinsi Bali dan UMKM Perempuan Perintis (UPRINTIS). Kegiatan ini digelar di Quest Hotel San Denpasar, Bali.
 
“Di Tokopedia, kami berkomitmen dan percaya bahwa setiap pelaku usaha harus memiliki kesempatan yang sama dan setara, terutama bagi perempuan. Kami berharap kegiatan hari ini bisa menjadi awalan yang baik untuk dapat berkolaborasi dan berdiskusi bagaimana kita dapat membangun usaha perempuan lokal ke arah yang lebih positif lagi kedepannya,” kata Kepala Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Tokopedia Emmiryzan dalam keterangan tertulis, Kamis, 21 Juli 2022.
 

 
“Kami juga percaya perempuan sudah semestinya menjadi garda terdepan dalam pemulihan ekonomi nasional pascapandemi. Oleh karena itu, Tokopedia akan terus memberikan kesempatan untuk perempuan, termasuk yang hadir hari ini, agar dapat mengembangkan bisnisnya lebih baik lagi dan dapat menumbuhkan semangat Bali Bangkit pascapandemi,” tambah Emmiryzan.
 
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali I Wayan Ekadina meyakini salah satu cara untuk menggerakkan kembali perekonomi di Bali yang terdampak pandemi dengan memaksimalkan potensi UMKM.
 
“Kami berharap lewat Kelas Perempuan Maju Digital yang diadakan Tokopedia ini, dapat semakin mengasah kemampuan para pelaku UMKM sekaligus meningkatkan kualitas produk sehingga siap bersaing di pasar nasional maupun internasional,” tuturnya.
 
Sementara Pendiri dan Komisaris Utama UPRINTIS Novita Hardini menambahkan, Kelas Perempuan Maju Digital yang dilakukan Tokopedia memberikan akses pendampingan bagi para UMKM perempuan.
 
“Harapannya, agar UMKM perempuan bisa meningkatkan kemampuan berbisnis secara digital, mulai dari promosi, memperluas jaringan bisnis, hingga mengelola keuangan dengan baik,” pungkasnya.

 

(HUS)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan