3 Keuntungan Tak Jadi Mahasiswa Kupu-kupu

3 Keuntungan Tak Jadi Mahasiswa Kupu-kupu

Jakarta: Perkuliahan tidak sekadar merasakan lulus dan mendapatkan gelar sarjana atau master. Namun, juga meningkatkan kemampuan untuk dapat mempersiapkan diri saat ke dunia kerja atau profesional setelah lulus.
 
Mahasiswa kuliah sendiri biasanya selalu terbagi di antara dua kubu dengan ciri khas masing-masing. Tipe pertama, mahasiswa “kupu-kupu” yang selalu pulang ke rumah setelah mengikuti jadwal dan tidak mengikuti kegiatan lain.
 
Tipe yang kedua, mahasiswa “kura-kura” atau sebutan lain untuk manusia yang selalu sibuk dengan beragam kegiatan perkuliahan, seperti kepanitiaan hingga organisasi. Namun, mahasiswa tipe “kura-kura” tidak pernah melupakan kewajiban mereka sebagai seorang mahasiswa dan selalu mengikuti jadwal perkuliahan.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Mahasiswa tipe “kura-kura” sangat patut menjadi contoh, pasalnya banyak keuntungan menjadi mahasiswa tipe ini. Karena akan sangat sayang, bila tidak meningkatkan kemampuan diri selain dalam hal akademis.
 
Melansir dari Gokampus, berikut tiga keuntungan yang bisa Sobat Medcom dapatkan saat menjadi mahasiswa “kura-kura” atau aktif:

1. Mengelola prioritas dengan membagi waktu

Pengelolaan waktu yang baik menjadi salah satu keuntungan paling berguna bagi mahasiswa aktif. Saat terjun ke dunia profesional, mahasiswa harus mampu mengetahui mana yang menjadi prioritas agar suatu pekerjaan dapat selesai dengan tepat waktu.
 
Bergabung ke kepanitiaan atau organisasi akan membuat mahasiswa dapat mengelola waktu karena akan menjadi sangat sibuk. Selain mengikuti jadwal kuliah yang padat, mahasiswa juga harus mengikuti jadwal organisasi serta kepanitiaan.
 
Namun, jangan merasa terbebani karena kesibukan ini. Melainkan manfaatkan momen untuk mempelajari cara mengelola prioritas agar kelak dimudahkan dalam pekerjaan.
 
Selain itu, jangan memaksakan diri untuk mengikuti semua kegiatan dari organisasi dan kepanitiaan yang ada. Sebaliknya, lakukan segala sesuatu dengan maksimal dan tidak setengah-setengah dalam mengikuti suatu organisasi agar tidak sia-sia.

2. Mengasah soft skill

Selain membagi waktu dan mengutamakan mana hal yang menjadi prioritas, meningkatkan kemampuan yang selama ini terpendam juga menjadi keuntungan bagi mahasiswa “kura-kura”.
 
Dalam dunia profesional, hard skill menjadi salah satu poin penting dalam meniti karier, walaupun soft skill juga sama pentingnya. Jika ingin berkarier sebagai desainer, tentu penting untuk meningkatkan skill menggambar serta manajemen jika ingin memulai secara mandiri.
 
Kemampuan baru selalu dapat muncul dari diri seseorang bila bergabung ke dalam suatu organisasi atau kepanitiaan. Itu berarti mahasiswa bisa meningkatkan tidak hanya hard skill, namun juga soft skill yang kelak berguna di kemudian hari.

3. Menambah pengalaman dan membangun relasi

Keuntungan terakhir yang bisa mahasiswa dapatkan adalah bertambahnya pengalaman dan relasi serta munculnya kemampuan membangun relasi untuk membangun karier. Seperti kata pepatah, pengalaman adalah guru terbaik.
 
Organisasi maupun kepanitiaan selalu menyediakan pengalaman terbaik bagi mahasiswa aktif. Misalnya, seorang mahasiswa menjabat sebagai sekretaris, maka mereka harus mengetahui bagaimana cara seorang sekretaris bekerja.
 
Tidak hanya pengalaman, membangun relasi juga demikian. Ketika seorang mahasiswa menjadi panitia sponsorship maka akan banyak relasi yang tergabung dengan para profesional.
 
Inilah tiga keuntungan yang bisa didapatkan oleh mahasiswa “kura-kura” atau aktif. Setelah ini, apakah Sobat Medcom tetap ingin menjadi mahasiswa “kupu-kupu”? (Gabriella Carissa Maharani Prahyta)
 

 

(REN)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan