Kasus KM50 Kembali Mencuat Usai Skandal FS, Syakur: Sudah Selesai, Tak Bisa Dikaitkan Lagi

kasus KM 50 sudah selesai dan tak bisa dikait-kaitkan lagi.

JAKARTA,JITUNEWS.COM – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur bin Ali Mahdi Al Hamid mengaku sangat prihatin terhadap keadaan Polri yang terpuruk akibat kasus kriminal yang dilakukan oleh Ferdy Sambo.

Syakur mengatakan semestinya dalam kasus Ferdy Sambo itu, Polri secara institusional jangan selalu dipersalahkan. Ada pun yang sejatinya menyalahkan institusi Polri hingga berniat menggoyang posisi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo adalah kelompok oposisi.

Para oposan pemerintah itu memandang bahwa Polri adalah satu-satunya kekuatan pemerintahan Jokowi-KH Maruf Amin. Padahal selain Polri, kekuatan pemerintah sejatinya adalah rakyat Indonesia, termasuk TNI.

Punya Bukti Ini, Pengacara Brigadir J Sebut Pengakuan Putri Candrawathi Soal Korban Pelecehan Tidak Benar,

Bagi Syakur, kalang-kabut Polri dengan masalah Ferdy Sambo ini adalah bentuk kecintaan Tuhan, Allah SWT yang membukakan aib di tubuh Polri. Yakni kelompok Sambo yang tidak sepenuh hati mengabdi pada negara.

“Jadi, harus dilihat bahwa di situlah Polri mendapatkan ridho dan berkah Tuhan, aib dibuka dan dihilangkan, sehingga Polri seperti lahir kembali sebagai bayi yang bersih. Bekerja dari nol lagi,” kata Syakur dalam siaran pers yang diterima Jitunews.com, Senin (29/8/2022).

Ia juga mengingatkan, agar Polri bisa terlahir kembali sebagai Institusi yang bersih. Maka semua anggota polri harus menyadari amanat tuhan yang mereka emban.

“Tinggal sekarang oknum Polri menyadari apa tidak? Tingkatan perwira menengah sampai jenderal kan tidak gampang. Bintang (pangkat, red) itu Allah SWT yang memberi.”

“Polri disucikan sama Allah SWT, semua dosa diperlihatkan sehingga menjadi institusi yang bersih,” tegas Syakur.

Di sisi lain, Syakur mengingatkan bahwa keberadaan Institusi Polri tetap diperlukan dan harus diperkuat. Termasuk penguatan terhadap personel yang baik, serta membersihkan yang tidak baik.

“Sebab apa jadinya kalau negara tanpa Polri, akan bahaya. Bisa jadi negara yang Barbar kita. Bisa jadi negara dengan hukum rimba. Itulah makanya Polri harus dibersihkan agar tegak litus dalam menjalankan amanah dari Tuhan,” jelasnya.

Bagi Syakur, yang sebenarnya menarik adalah adanya upaya menduduki Polri oleh pihak-pihak ataupun kelompok yang ingin mengubah ideologi bangsa, serta pihak yang membawa-bawa politik identitas dengan menunggangi kasus Sambo.

Mereka menarasikan bahwa kasus Ferdy Sambo adalah balasan Tuhan dari kasus kematian anggota laskar FPI di KM 50. Padahal, kasus KM 50 sudah selesai dan tak bisa dikait-kaitkan lagi.

“Kalau mau mengatakan Ferdi Sambo balasan dari Km 50 saya rasa tidak tepat. Km 50 kan sudah selesai. Yang ada dari pihak yang menyuarakan itu justru ingin agar Polri dihancurkan. Inilah yang tidak benar,” tukasnya.

Bandingkan dengan Kasus Ferdy Sambo, MAKI: Dewas KPK Tidak Mutu, Hanya Diakali oleh Lili Pintauli


Artikel ini bersumber dari www.jitunews.com.

Tinggalkan Balasan