Pakar Ungkap Jurus Startup Bertahan di Saat Ekonomi Sulit

Pakar Ungkap Jurus Startup Bertahan di Saat Ekonomi Sulit

cnbc-indonesia.comJakarta, CNBC Indonesia – Kondisi perekonomian dunia saat ini tengah menghadapi ketidakpastian akibat perang Rusia-Ukraina, dan kenaikan suku bunga The Fed. Hal tersebut diperparah dengan munculnya hiperinflasi di beberapa negara.

Ketidakpastian perekonomian global itu pun membuat pelaku usaha mulai was was, termasuk perusahaan startup.

Managing Partner Indogen Capital, Chandra Firmanto mengungkapkan, meski di tengah ketidakpastian global, perusahaan startup masih berpeluang bisa bertahan dan tetap mencatat pertumbuhan. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah menjaga arus cashflow agar keuangan perusahaan tetap sehat.

“Pertama itu cashflow masih sehat. Jadi keuangan perusahaan sehat. Mesti punya18 bulan cashflow minimal. Kalau bisa 24 bulan,” papar dia dalam Tech Conference CNBC Indonesia, Selasa (27/9/2022).

Di samping itu ujarnya, perusahaan startup juga perlu menciptakan real bisnis. Artinya perusahaan harus bisa mencari peluang meraih revenue atau pendapatan yang berkelanjutan.

“Jadi tidak cuma dapat user. Tapi juga revenue masih bisa didapatkan,” tegas Chandra.

Selanjutnya adalah menjaga ekstensi perusahaan dan memperhatikan profit margin perusahaan.

“Poin-poin inilah yang membuat berhubungan dengan efisiensi ataupun PHK. Sayang sekali itulah yang terjadi.Tapi sekali lagi tidak di semua perusahaan. Hanya di perusahaan yang waktu bikin bisnis plan pada saat itu terlalu agresif,” pungkas Chandra.

Sebagaimana diketahui saat ini inflasi perlahan mulai menanjak. Hal ini disebabkan tingginya demand yang belum mampu diimbangi dengan peningkatan supply.

Situasi ini pun direspons bank sentral sejumlah negara untuk melakukan pengetatan suku bunga. Sementara itu, Bank Indonesia (BI) memperkirakan kondisi perekonomian global berisiko tumbuh lebih rendah yang disertai tingginya tekanan inflasi dan ketidakpastian di pasar keuangan.

error: Content is protected !!