Hari Buruh 2023, Berikut 5 Puisi tentang Buruh yang Cocok Dibagikan di Media Sosial

Hari Buruh 2023, Berikut 5 Puisi tentang Buruh yang Cocok Dibagikan di Media Sosial

cnbc-indonesia.com – Hari Buruh sering diperingati dengan demonstrasi untuk menuntut kesejahteraan para buruh. Anda juga bisa turut membakar semangat para demonstran dengan cara membagikan potongan puisi tentang buruh di media sosial .

Menyimak puisi tentang perayaan Hari Buruh 1 Mei 2023, juga dapat memberi wawasan pada Anda yang ingin mengenal dunia pekerja dengan berbagai macam lika-likunya.

Berikut adalah kumpulan puisi tentang buruh yang bisa Anda baca dan bagikan pada Hari Buruh 1 Mei 2023.

Oleh: Lugis Anfi

Tahukah engkau??Kau!!Kau yang ingin dipuji mewah…Mewah gemerlap memukau setiap mata menatapKau yang selalu ingin dipuji megah…Megah tetapi menjepit memerangkapPernahkah kau pikirkan?? Pikir!!Saat terik mentari mulai mengundang wajah memerahHujan dingin yang mencekam tak taranggapDi balik itu pernahkah kau bayangkan ada lelah…Pernahkah kau siap, sigap membantu yang terperangkap

Pernahkah engkau lihat? Lihat!Para buruh sangat lelah susah payahBagai burung yang terperangkapMereka dirampas haknya atas jerih payahTetes kringat bercucur mulai mengendap

Cobalah kau mengerti! Pahami!Mengertilah… mereka hanya ingin keadilanPahamilah… mereka hanya ingin hukum ditegakkanMereka harus disejahterakan!Jangan lagi kau biarkan mereka telantarkan

Oleh: Gusti Addi

Kau tahu siapa yang terhimpitDalam kefanaan yang sempit?Dia yang menciptakan gedung-gedung tinggiMenjalankan roda-roda gerigi pabrik industriTak kenal lelah demi sesuap nasi

Mereka para buruh yang jadi tiang pancangPeradaban yang semakin pincangMemaksa para buruh merayakan sayuh dan peluhDengan gaji picisan tanpa boleh mengeluhBeberapa tak anggap mereka manusiaDipaksa bekerja walau hamil tuaDipaksa bekerja walau lembur tak dibayar jua

Gaung ancaman kemiskinanBoleh jadi sebab rubuhnya para buruhyang jadi tiang pancang peradabandan matinya harapan atas kesejahteraan

Tapi mereka ialah kesatria abadiTak lelah berjuang melepaskan diri dari ironiDemi kebahagiaan anak serta istri

Dengan puisi buruh berceritaMaka siapa pula yang berani membungkamnya?

Oleh: Mas Tomo

Jiwamu ada di setiap jengkal kehidupanMerana dalam tetes keringat yang tak mapanKeluh kesah tanpa kepastianHanyut dalam kehidupan

Buruh!Selalu andil mengantarkan perputaran rupiah dan dolarMengembangkan usaha yang tak pernah kelar Berpacu waktu tanpa hentiDengan kulit terbakar

Buruh!Jiwamu hampaPenuh keluh kesahYang tak pernah cukup sampai bumi ini terbelah.

Buruh!Tertekan dalam dinamika kehidupanTertekan dalam kerja yang tak mapanKeringat belum kering tuntutan sudah di depan mata

Buruh!Datang lebih awalBerkeringat tiada hentiDan pulang paling akhir

Buruh!Statusmu menghujam sampai jantung tidak berdenyutMengharu biru tiada hentiMemberikan hasil yang tak pasti

Buruh!Membuat hari semakin jauhJauh dari kemapanan jiwa dan rumah tanggaJauh dari kehidupan semestinya

Buruh!Hidupmu tanpa kepastianMeregang nyawa setiap harinyaMembabi buta untuk bertahan hidup sampai ajal menghampirinya.

Oleh: Anonymous

Pagi ku terlindas waktuSeperti mentari tak sabar menungguCumbu rayu angin pada ranting keringGelayut manja embun pada dedaun

Pagiku menghilang tertelanSejak genderang pabrik berdentangPeluh bercengkerama dengan mesinGairah pengusaha tak terelakkanMemerkosa kemerdekaan si miskin

Adalah kenikmatan yang kau inginkanMeski aku lelah berjuangTanpa tanda jasa tersematkan

Keuntungan bagimu adalah tujuanSedang aku hanyalah perabotanTak beda dengan monster produksi JepangYang bergerak saat tombol on kau tekan

Oleh: Sartika

BuruhMasukmu dibatasi waktu tak bertoleransiDisiplinmu harga mati tiada hentiTenagamu menjadi saksi bisu berkurangnya umurmu

BuruhSemua yang ada dihadapanmuMenjadi tantangan akan hari esokEntah selamat atau binasa dimakan waktu

BuruhTerbatas penghasilanmuSesuai dengan keahlian tubuhmuTak mungkin melebihi bosmu

BuruhSalah menjadi modal untuk ditegurBenar menjadi investasi loyalitasSemua itu tak akan merubah derajatmu

BuruhHari esok tidak tahuTerbatas umur dan waktuMenyatu menjadi satu dalam statusmu

BuruhSangat terbatas waktumuMenjadi satu dalam genggaman hasil tak tentuSetiap hari dan setiap waktu

BuruhTerkunci mulut untuk bicaraBagaikan robot yang bernyawaBagaikan sapi perahan di zaman serba ada

Demikian kumpulan puisi perayaan Hari Buruh 1 Mei 2023 yang menyuarakan misi perlawanan pada penguasa.***