Mohon Maklum, Stok Minyakita di Ritel Modern Kosong Dulu Ya

cnbc-indonesia.com – Pabrikan minyak goreng raksasa seperti Tropical harus mengalami penurunan pendapatan hingga 80%. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengungkapkan penyebabnya karena banyak masyarakat yang pindah haluan dari minyak goreng kemasan bermerek yang lebih mahal ke Minyakita yang lebih murah.

“Saya dapat info. Misal minyak dibikin Tropical dari 100% omzet tinggal 20%, 80%-nya pindah Minyakita. Belum dengan merek lain,” katanya dikutip dari rekaman Humas Kementerian Perdagangan (Kemendag), Selasa (7/2/2023).

“Tapi Minyakita ini kan jatahnya 300 ribu ton/bulan utamanya bantu rakyat. Karena minyak kemasan bagus dijual di pasar modern, semua premium pindah, kalau pindah nggak cukup. Minyakita kan curah asalnya, curah kurang higienis kan, makanya dikemas tapi mestinya yang beli sama tapi yang premium pindah, stok ga cukup,” tambah Zulhas.

Kini pemerintah tengah berencana untuk menaikkan produksi Minyakita demi memenuhi kebutuhan pasar. Zulhas menekankan, pasar tradisional lebih dulu yang menjadi prioritas, setelah itu baru pasar modern yang menjadi target selanjutnya.

“Sekarang jalan keluarnya kita tambah 300 ribu ke 500 ribu ton per bulan. Pengusaha udah teken oke, tapi tetap utama pasar rakyat kalau lebih baru masuk ritel modern. Kalau di ritel modern kurang, maklum. Karena ini Minyakita untuk pasar rakyat dulu kalau lebih ada baru (dipasok ke ritel modern),” ujar Zulhas.

Sebelumnya, Menko bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan penyebab terjadinya lonjakan harga di dalam negeriadalah akibat peralihan dari minyak goreng premium ke Minyakita.

“Pemerintah mencermati adanya pergeseran konsumsi minyak goreng masyarakat yang terbiasa membeli minyak goreng premium, beralih membeli Minyakita,” kata Luhut dikutip dari unggahan akun resmi Instagramnya, Senin (6/2/2023).

Karena itu, Plt Ketua Umum DMSI Sahat Sinaga meminta Minyakita jangan didistribusikan di ritel modern, tapi diserahkan ke Perum Bulog.

“Kalau ke gerai market (ritel modern), jangan beli Minyakita, kamu kan ada uang,” kata Sahat.

Menurut Sahat, tahun 2021, penjualan minyak goreng premium masih mencapai 1,23 juta ton. Namun, tahun 2022 turun jadi 1,01 juta ton.

“Sebagian besar karena berpindah ke curah dan Minyakita,” ujar Sahat.

Pemerintah memang meluncurkan Minyakita pada tahun 2022 lalu, menyusul kelangkaan dan lonjakan harga minyak goreng yang juga sempat melanda Indonesia. Akibat efek domino pandemi Covid-19 dan perang Rusia-Ukraina.