Mario Dandy Mengira Bisa Lolos dari Jerat Hukum, Kuasa Hukum David: Arogan Sampai Langit Ketujuh

Mario Dandy Mengira Bisa Lolos dari Jerat Hukum, Kuasa Hukum David: Arogan Sampai Langit Ketujuh

cnbc-indonesia.com – Keangkuhan Mario Dandy , sebagai pelaku penganiayaan terhada David Ozora masih nampak saat pelaksanaan olah tempat kejadian perkara (TKP) di Kawasan Jakarta Selatan. Dari video yang beredar, Mario terlihat mendongakkan kepala saat dipanggil oleh wartawan.

Selain itu, setelah ditangkap dan mengikuti konferensi pers, Mario Dandy juga tak memperlihatkan penyesalan diri. Dia tampak berani menatap awak media yang sudah berkumpul di depannya.

Aksi Mario Dandy itu tentu berbeda dengan tersangka lain di kasus yang sama, Shane Lukas. Saat konferensi pers, Shane nampak menundukkan kepala dan tak berani memperlihatkan muka di depan kamera.

Status sosial keduanya yang berbeda pun disebut-sebut jadi pemicunya. Namun pihak keluarga masih melihat bahwa keangkuhan Mario Dandy tetap bertahan meski terungkap fakta baru bahwa anak eks pejabat pajak itu merekam video penganiayaan dan membagikannya kepada sejumlah pihak.

Menurut kuasa hukum David , Mellisa Anggraini, Mario Dandy sangatlah arogan saat menyebarkan video tersebut. Mellisa menduga Mario merasa bisa lepas dari jerat hukum.

“Tersangka Mario menyebarkan video penganiayaan dan membanggakan diri dia telah mengerjain korban. Tersangka ini adalah otak dari penganiayaan itu, arogansinya sudah mencapai langit ketujuh,” ucap Mellisa.

Saat ini pihak keluarga telah mengetahui Mario menyebar video penganiayaan kepada tiga pihak. Namun baru mengetahui salah satu pihak yang menerima video tersebut.

Pihak keluarga juga akan melaporkan Tindakan Mario ini dengan jeratan UU ITE. Keluarga berharap Mario bisa mendapat hukuman berat.

Sikap Mario Dandy sejak ditangkap telah dibaca oleh Kirdi Putra, pakar mikro ekspresi. Menurut sang pakar, sikap Mario adalah perpaduan antara dua ekspresi.

“Jadi kalau kita lihat saat dia berada di deretan polisi, banyak sekali yang berpendapat bahwa mukanya (Mario) songong, belagu, dan segala macam,” kata Kirdi Putra.

“Saya lebih melihat gabungan dari dua, saat itu dia tidak berekspresi untuk menyembunyikan ekspresi campuran takut dan PD. Loh emang bisa? Jangan salah, orang yang PD itu belum tentu dia nggak takut, sedangkan orang takut itu bisa menampilkan PD loh, dan sebaliknya,” ucapnya menambahkan.

Selain itu, ekspresi yang ditampilkan oleh Mario juga disebut karena merasa terlindungi. Faktor latar belakang sang ayah lagi-lagi jadi penentunya.

“Ekspresi yang ditampilkan ini adalah takut karena dia baru mengalami sesuatu yang baru, dan PD karena ada backing di belakangnya. Si anak ini menganggap apa yang dia lakukan itu bisa lepas,” tuturnya.***

error: Content is protected !!