Kebakaran di Pusat Imigrasi Meksiko Tewaskan 39 Orang, 29 Korban Luka

Kebakaran di Pusat Imigrasi Meksiko Tewaskan 39 Orang, 29 Korban Luka

cnbc-indonesia.com – mengutip Institut Imigrasi Nasional Meksiko melaporkan, 68 pria dewasa berada di fasilitas itu.

Video dari lokasi kejadian memperlihatkan tentara dan pemadam kebakaran membantu para korban luka menyelamatkan diri dari gedung Institut Imigrasi Nasional di Ciudad Juarez, dekat El Paso, Texas.

Beberapa korban dirawat di tempat kejadian oleh paramedis, sedangkan yang lain dibawa ke rumah sakit terdekat untuk dirawat, menurut laporan media setempat.

Kebakaran dilaporkan terjadi di bagian kompleks yang hanya diperuntukkan bagi pria. Tidak diketahui bagaimana awalnya.

Amerika Serikat awal bulan ini menyetop masuk ratusan migran–kebanyakan orang Venezuela–setelah sekelompok besar memaksa melewati penjagaan tentara Meksiko di perbatasan.

Banyak migran frustrasi dengan proses suaka baru yang diterapkan pemerintahan Presiden AS Joe Biden.

Aturan baru ini mengharuskan pencari suaka menjadwalkan pertemuan dengan pejabat AS terlebih dahulu, tetapi pengguna mengeklaim tidak bisa membuat janji temu di aplikasi pemerintah karena gangguan dan tingginya permintaan, serta tidak jelas berapa banyak slot pertemuan yang tersedia setiap hari.

Hal itu menyebabkan sejumlah keluarga terpecah di perbatasan tanpa mengetahui kapan mereka akan dipersatukan kembali,

Kementerian Keamanan Dalam Negeri AS menyebutkan, pembaruan aplikasi CBP One ini akan menyederhanakan dan mempercepat prosesnya.

Di bawah aturan baru, migran yang tidak menjadwalkan janji temu di pelabuhan masuk perbatasan AS, atau menggunakan program untuk negara tertentu, tidak memenuhi syarat suaka kecuali dalam kasus tertentu.

Mereka juga harus terlebih dahulu mencari perlindungan di negara-negara yang dilewati untuk dapat mengeklaim suaka di AS.

Langkah ini bertujuan mencegah penyeberangan yang tidak sah dan mencerminkan upaya serupa kebijakan Donald Trump yang diblokir di pengadilan.

Namun, para pejabat AS bersikeras bahwa tindakan tersebut berbeda dari Trump, terutama karena ada pengecualian dan ada jalur hukum lain tersedia, seperti pembebasan bersyarat bagi warga Kuba, Haiti, Nikaragua, Venezuela, dan Ukraina.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

error: Content is protected !!