Fasilitas migran Meksiko dekat perbatasan AS terbakar, 39 orang tewas

Fasilitas migran Meksiko dekat perbatasan AS terbakar, 39 orang tewas

cnbc-indonesia.com – Setidaknya 39 migran dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan tewas dalam sebuah kebakaran yang terjadi Senin (27/3) malam pada sebuah fasilitas migran di kota Ciudad Juarez di dekat perbatasan dengan Amerika Serikat.

Dalam pernyataannya, Institut Migrasi Nasional (INM) Meksiko menyebutkan ada 68 pria dewasa di fasilitas yang dekat kota El Paso, Texas, tersebut, dan 29 di antara mereka yang terluka dalam kebakaran telah dievakuasi ke empat rumah sakit setempat.

Seorang saksi mata kepada Reuters menyatakan melihat mayat-mayat terbungkus kantong jenazah diletakkan berderetan serta mengonfirmasi kebakaran tersebut, yang penyebabnya masih diselidiki, telah berhasil dipadamkan.

Saksi tersebut juga menyatakan sebagian besar migran yang menetap di fasilitas yang terbakar itu berasal dari Venezuela.

Kebakaran tersebut, salah satu yang paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir, terjadi kala Amerika Serikat dan Meksiko menghadapi jumlah penyeberangan migran tertinggi di perbatasan yang memisahkan kedua negara itu.

Beberapa pekan belakangan, para migran dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan mulai menumpuk di kota-kota perbatasan Meksiko karena otoritas setempat menginstruksikan permohonan suaka diajukan melalui aplikasi daring buatan Pemerintah AS bernama CBP One.

Sebagian besar migran merasa proses tersebut memakan waktu terlalu lama. Bahkan awal bulan ini, ratusan migran dari Venezuela sempat bentrok dengan petugas AS di perbatasan akibat frustrasi harus berjuang mendapatkan kuota pengajuan suaka.

Januari lalu, Presiden Joe Biden menyatakan akan memperluas larangan yang berlaku sejak era Presiden Trump, sehingga migran dari Kuba, Nikaragua, dan Haiti yang ketahuan menyeberangi perbatasan AS-Meksiko secara ilegal akan langsung diusir.

Kebijakan tersebut dilakukan sebagai langkah mengendalikan jumlah migran yang masuk ke AS.

Di samping itu, otoritas AS menyatakan akan mengizinkan hingga 30 ribu orang dari ketiga negara tersebut beserta Venezuela untuk masuk ke AS melalui udara setiap bulan.

Sumber: Reuters

error: Content is protected !!