2 Warga Rusia Ini Piawai “Nge-prank” Pemimpin Eropa, Presiden Polandia Jadi Korban Terbaru

2 Warga Rusia Ini Piawai “Nge-prank” Pemimpin Eropa, Presiden Polandia Jadi Korban Terbaru

cnbc-indonesia.com – Dua warga Rusia berkali-kali berhasil “nge-prank” sejumlah pemimpin Eropa.

Modusnya sama, mereka menelepon para pemimpin negara itu dengan mengaku sebagai pemimpin negara sahabat atau mitra lainnya.

Presiden Polandia Andrzej Duda menjadi korban terbaru dari aksi lelucon alias prank dari dua warga Rusia bernama Vladimir Kuznetsov and Alexei Stolyarov itu.

Sebagaimana dikutip dari , dua komedian yang dikenal dengan Vovan dan Lexus tersebut memang sudah beberapa kali membuat lelucon dengan target tokoh-tokoh terkemuka.

Pada 15 November 2022, Vovan dan Lexus melalui sambungan telepon mengaku sebagai Presiden Perancis Emmanuel Macron.

Mereka berhasil tersambung dengan Presiden Polandia.

Pembicaraan pun berlangsung layaknya percakapan di antara dua pemimpin negara.

Kantor Kepresidenan Polandia, pada Selasa (22/11/2022), mengonfirmasi insiden prank itu.

Mereka menyebutkan, telepon dua pelaku itu terjadi pada situasi genting, yakni setelah sebuah rudal menghantam suatu daerah di Polandia yang berbatasan dengan Ukraina pada 15 November.

Saat itu, Duda menerima banyak telepon internasional terkait insiden rudal yang menewaskan dua warga Polandia tersebut.

Awalnya, muncul tudingan bahwa rudal S-300 tinggalan zaman Uni Soviet itu ditembakkan dari Rusia.

Belakangan diketahui, rudal itu ditembakkan dari Ukraina, tetapi melenceng arahnya sehingga jatuh di Polandia.

Rekaman komunikasi antara Duda dan Macron palsu itu lalu diunggah di Youtube.

Dalam rekaman tersebut, Duda yang berbicara dalam bahasa Inggris menyampaikan rincian insiden rudal dan menurut rencana untuk meminta konsultasi dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Kepada Macron palsu, Duda menyatakan sangat berhati-hati untuk tidak menyalahkan Rusia.

Dia mengatakan akan berkonsultasi dengan anggota-anggota NATO.

Kantor Kepresidenan Polandia menyatakan akan menginvestigasi jebolnya keamanan sambungan telepon Kantor Kepresidenan.

Mereka menganggap hal ini menjadi pekerjaan serius. Sebab, informasi rahasia atau sensitif bisa tersebar jika insiden Macron palsu itu terjadi lagi. Faktanya, insiden tersebut adalah kali kedua.

Insiden pertama terjadi pada 2020. Konyolnya, pelakunya juga sama, yakni Kuznetsov dan Stolyarov.

Anggota parlemen Polandia dari oposisi, Tomasz Trela, menyatakan, insiden itu adalah aib bagi unit pengamanan kantor kepresidenan.

”Ini merupakan pukulan bagi pengamanan kita dan citra kita di mata negara-negara sekutu,” kata Trela.

Sebelum Duda, Kuznetsov dan Stolyarov pernah “nge-prank” dengan menyasar sejumlah pemimpin Eropa lain.

Ini termasuk Macron dan Borris Johson yang saat itu masih menjadi Perdana Menteri Inggris.

Sejumlah pesohor juga pernah menjadi korban prank warga Rusia itu, seperti penyanyi pop Inggris, Elton John, dan Pangeran Harry.

Modus prank-nya sama semua, telepon palsu.

error: Content is protected !!