Kisah Miliarder Amerika yang Pakai Darah Anaknya agar Tetap Awet Muda

cnbc-indonesia.com – Bryan Johnson, miliarder Amerika Serikat, menggunakan darah anaknya untuk menjaga penampilannya tetap awet muda.

Pria yang berusia 45tahun itu melibatkan anak laki-lakinya yang baru berusia 17 tahun Talmage, dan ayahnya yang berusia 70 tahun, Richard dalam perawatan pertukaran plasma darah tiga generasi.

Ketiganya menjalani metode yang dilakukan di Resurgence Wellness, spa medis yang berlokasi di Arlington, Texas pada April lalu.

Sebanyak satu liter darah diambil dari anaknya, dipisahkan menjadi beberapa bagian lalu plasmanya ditransfusi ke tubuh Bryan Johnson.

Pengusaha teknologi ini kemudian menyumbangkan satu liter darahnya kepada ayahnya, dengan tahapan yang nyaris serupa.

Akan tetapi, generasi termuda, Talmage, tidak mendapatkan transfusi plasma selama perawatan ini.

Dalam unggahan Instagram miliknya, Bryan Johnson menyebut jika pertukaran plasma darah multi generasi ini baru pertama kali dilakukan di dunia.

Bryan Johnson dikenal menyukai perawatan anti- penuaan

Metode pertukaran plasma darah yang dijalani Bryan Johnson, bersama anak dan ayahnya, memicu pro kontra dari banyak pihak.

Namun ini bukan pertama kalinya pendiri perusahaan pembayaran web dan seluler Braintree ini menjalani perawatan anti-penuaan yang tidak lazim dan mahal.

Ia dilaporkan setidaknya menghabiskan biaya dua juta dollar AS per tahun untuk membuat penampilannya tetap awet muda.

Menurut artikel Bloomberg Businessweek, bisnis terbarunya, “Project Blueprint,” melibatkan segala upaya untuk membalikkan proses penuaan yang kontroversial.

Hal ini termasuk mengikuti pedoman diet ketat, jadwal tidur dan olahraga yang kaku, pemeriksaan medis yang sering, dan saran dari dokter yang dinilai kurang kompeten.

Metode yang baru dijalaninya ini, dengan transfer darah muda, juga merupakan praktik yang sejauh ini tidak terbukti secara ilmiah, dan yang tidak direkomendasikan oleh FDA.

Beberapa penelitian pada hewan pengerat menunjukkan bahwa tikus yang lebih tua yang berbagi darah dan organ dengan rekannya yang lebih muda mungkin mengalami efek penuaan balik, meskipun penelitian ini juga kontroversial.

Tetapi tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa pertukaran semacam itu akan berhasil pada manusia, dan para peneliti sebelumnya menyatakan praktik tersebut dapat memiliki efek samping yang berbahaya, seperti reaksi kekebalan yang kuat.