Ulah The Fed Bisa ‘Menampar’ Wall Street, IHSG Kudu Siap!

cnbc-indonesia.comBank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed, berencana mempercepat pengurangan neraca pada bulan ini. Tindakan ini dikhawatirkan dapat membebani ekonomi dan membuat tahun ini lebih brutal untuk saham dan obligasi.

Setelah meningkatkan neraca menjadi $9 triliun setelah pandemi, The Fed mulai menurunkan beberapa Treasuries dan sekuritas berbasis hipotek yang dimilikinya pada Juni dengan kecepatan US$47,5 miliar. Telah diumumkan bahwa bulan ini mereka meningkatkan laju pengetatan kuantitatif menjadi US$95 miliar.

Skala pelonggaran The Fed belum pernah terjadi sebelumnya dan efek dari bank sentral yang mengakhiri perannya sebagai pembeli Treasuries yang konsisten dan tidak sensitif terhadap harga sejauh ini sulit untuk ditentukan dengan tepat dalam harga aset.

Investor tampak mengurangi dana di ekuitas atau obligasi karena pengetatan kuantitatif semakin cepat. Ini adalah bentuk kewaspadaan karena pengurangan neraca seiring dengan faktor-faktor seperti kenaikan suku bunga dan dolar yang melonjak untuk lebih membebani harga aset dan melukai pertumbuhan.

“Ekonomi sudah dalam jalur meluncur menuju resesi dan langkah cepat Fed dalam hal QT akan mempercepat penurunan harga saham dan peningkatan imbal hasil obligasi,” kata Phil Orlando, kepala strategi pasar ekuitas di Federated Hermes.

Kebijakan moneter ketat The Fed telah membebani saham dan obligasi sepanjang 2022. S&P 500 turun 14,6%, sementara imbal hasil pada benchmark Treasury AS 10-tahun, yang bergerak terbalik terhadap harga saham. Saat yield ini berada di 3,30%, setelah melonjak 182 basis poin tahun ini.

Meskipun data terakhir menunjukkan ekonomi AS tetap tangguh dalam menghadapi suku bunga yang lebih tinggi, banyak ekonom percaya kebijakan moneter yang lebih ketat meningkatkan kemungkinan resesi tahun depan. The Fed New York memproyeksikan bahwa bank sentral akan memangkas US$2,5 triliun dari kepemilikannya pada tahun 2025.

Sementara itu Orlando, di Federated Hermes, mengatakan setiap US$1 triliun pengurangan neraca Fed akan sama dengan tambahan 25 basis poin. Ian Lyngen, kepala strategi tarif AS di BMO Capital Markets, memperkirakan itu bisa bertambah hingga 75 basis poin hingga akhir 2023 saja.

Di sisi lain, Solomon Tadesse, kepala Strategi Kuantitas Amerika Utara di Societe Generale, percaya bahwa Fed pada akhirnya akan memotong US$ 3,9 triliun dari neraca, setara dengan sekitar 450 basis poin dalam kenaikan suku bunga implisit. The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar 225 basis poin dan kenaikan 75 basis poin lainnya diharapkan akhir bulan ini.

“Bisa jadi kenaikan QT yang bisa memicu penurunan pasar berikutnya,” tulis Tadesse, yang percaya S&P bisa turun ke kisaran 2.900-3.200.