Pidato Powell Memang ‘Ajaib’, Harga Minyak Turun Lebih 3%

Pidato Powell Memang ‘Ajaib’, Harga Minyak Turun Lebih 3%

cnbc-indonesia.comJakarta, CNBC IndonesiaHarga minyak mentah dunia pekan ini terpantau mengalami penurunan. Sinyal ‘gelap’ ekonomi dunia akibat The Fed yang telah mengisyaratkan kenaikan suku bunga yang lebih tinggi ke depan membuat harga minyak gagal bangkit.

Dalam sepekan, harga minyak kontrak jenis Brent terpantau turun 3,55% secarapoint-to-point(ptp) ke US$ 82,78 per barel, sementara dalam sebulan harganya melemah 1,32%, dan jatuh 3,65% setahun.

Sedangkan untuk minyak kontrak jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) terpantau ambles 3,77% sepekan, terkoreksi 0,48% sebulan, dan melemah 4,89% setahun.

Sepanjang pekan ini, kedua jenis minyak mentah dunia ini tercatat hanya 2 kali menguat tepatnya pada perdagangan awal pekan dan akhir pekan. Dengan ini, patokan Brent telah berayun dalam kisaran US$ 80- US$ 90 per barel selama enam minggu terakhir, sementara WTI berkisar antara US$ 72 dan US$ 83 sejak Desember.

Jatuhnya harga minyak dunia masih saja dipicu oleh kekhawatiran ekonomi dunia akibat kenaikan suku bunga yang belum menunjukan tanda-tanda berakhir sehingga bakal memperlambat ekonomi dan memangkas permintaan minyak.

Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell telah memperingatkan kenaikan suku bunga yang lebih tinggi. The Fed dikejutkan dengan kekuatan pasar tenaga kerja merubah pandangan awal The Fed mengenai inflasi adalah “sementara“.

Dua kali Powell berpidato tepatnya pada Selasa (7/3/2023) dan Rabu (8/3/2023) tak ada satupun yang membuat investor lega. Kedua pidatonya memunculkan kecemasan bahwa suku bunga akan terus naik beberapa waktu ke depan.

Ini dipicu oleh data ekonomi AS yang masih terlihat kuat, utamanya dari data tenaga kerja. Powell menilai kenaikan suku bunga saat ini belum mampu menekan inflasi ke target mereka di kisaran 2%. Data-data terbaru juga menunjukkan ekonomi AS masih berlari kencang.

Untuk diketahui, The Fed telah menaikkan suku bunga acuannya 8 kali selama setahun terakhir, yang terbaru adalah kenaikan seperempat poin persentase awal bulan lalu yang membawa suku bunga pinjaman semalam ke kisaran target 4,5%-4,75%.

Investor menjadi semakin berhati-hati,” kata analis dari Haitong Futures dalam sebuah catatan.

Prospek laporan pekerjaan AS pada hari Jumat yang mengarah pada kenaikan suku bunga yang lebih cepat telah memicu penurunan tajam di pasar keuangan, dan analis memperkirakan harga minyak juga bisa berada di bawah tekanan.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

error: Content is protected !!