KKP menggelar diskusi kelompok terfokus program USAID konservasi laut

KKP menggelar diskusi kelompok terfokus program USAID konservasi laut

cnbc-indonesia.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI menggelar diskusi kelompok terfokus program USAID konservasi laut efektif Provinsi Papua Barat.

Biro Perencanaan KKP RI Ferry Noviandrio, di Kaimana, Selasa, mengatakan KKP memberikan apresiasi kepada Pemerintah Amerika Serikat atas dukungan pelaksanaan kerja sama sektor perikanan dan kelautan selama 10 tahun terakhir.

Sesuai dengan agenda pembangunan nasional dalam RPJMN Tahun 2020-2024, katanya, KKP mendukung enam dari tujuh agenda pembangunan.

“Yang sangat terkait dengan pengelolaan kawasan konservasi adalah dukungan memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan, serta membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan ekosistem dan perubahan iklim,” ujar Ferry.

Menurut dia, KKP telah mencanangkan lima arah kebijakan pembangunan sektor kelautan dan perikanan tahun 2022-2024 dalam skema ekonomi biru, yaitu perluasan kawasan konservasi perairan, penangkapan ikan secara terukur berbasis kuota dan zona penangkapan, pengembangan perikanan budi daya berkelanjutan di laut pesisir dan tawar yang berorientasi ekspor dan berbasis kearifan lokal.

Selanjutnya pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil secara berkelanjutan, serta penanganan dan pengelolaan sampah plastik di laut melalui gerakan ‘Bulan Cinta Laut’.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Papua Barat Jacobis Ayomi mengatakan dukungan dari mitra pembangunan menjadi salah satu penopang pengelolaan kawasan konservasi.

“Bantuan pendanaan dari mitra pembangunan sangatlah membantu eksistensi dan efektivitas pengelolaan kawasan konservasi di Provinsi Papua Barat,” kata Ayomi.

Pendanaan jangka panjang yang aman dan stabil untuk mendukung upaya-upaya kelestarian sumber daya dan ekosistem sangatlah diperlukan termasuk intervensi program dan kegiatan, serta pendampingan dan pemberdayaan yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat pada umumnya terutama masyarakat adat di sekitar kawasan konservasi.

Sesuai evaluasi pengelolaan kawasan konservasi dengan ‘Tools Evika’ tahun 2022 terdapat satu kawasan konservasi berstatus emas, tiga kawasan konservasi yang dinyatakan berstatus perak (dikelola optimum) dan satu 1 kawasan konservasi yang dinyatakan berstatus perunggu (dikelola minimum).

Ayomi mengatakan guna meningkatkan efektivitas pengelolaan kawasan konservasi, selain diperlukan adanya pendanaan jangka panjang yang aman dan stabil, juga diperlukan penguatan sumber daya manusia dan kelembagaan, peningkatan pelayanan yang bermanfaat bagi masyarakat pesisir, serta peningkatan kepatuhan terhadap aturan pemanfaatan kawasan konservasi.

Pada akhirnya semua itu akan berkontribusi terhadap peningkatan perlindungan terhadap spesies laut langka, terancam punah dan dilindungi serta perlindungan terhadap habitat prioritas.

Kegiatan itu dibuka Asisten III Setda Kaimana Daniel Irto Batto. Beberapa pihak yang hadir, antara lain Mark Newton selaku Wakil Direktur Kantor Lingkungan Hidup USAID Indonesia.

error: Content is protected !!