Karyawan Bahagia Bisa Meningkatkan Kinerja dan Produktivitas Kerja Lho!

Karyawan Bahagia Bisa Meningkatkan Kinerja dan Produktivitas Kerja Lho!

cnbc-indonesia.com – Karyawan bahagia bisa meningkatkan kinerja dan produktivitas kerja. Apakah betul kinerja dan produktivitas karyawan berkaitan dengan kebahagiaan karyawan?

Memang betul, terutama apabila karyawan bahagia dan puas akan pekerjaannya. Tidak percaya?

Yuk simak ulasannya!

Rubrik Finansialku

Karyawan Bahagia Bisa Meningkatkan Kinerja dan Produktivitas Kerja Lho!

Benarkah Karyawan Bahagia bisa Meningkatkan Kinerja dan Produktivitas Kerja?

Dalam zaman modern ini, bisnis semakin berkembang dan pemainnya pun semakin banyak. Alhasil, timbul tingkat persaingan yang cukup tinggi. Setiap perusahaan berupaya unggul dari para pesaingnya.

Salah satu yang cukup diperhatikan dalam persaingan adalah kinerja dan produktivitas sumber daya manusianya. Dimana hal ini memang memiliki pengaruh cukup besar terhadap performa perusahaan.

Berdasarkan sebuah studi, salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kinerja dan produktivitas sumber daya manusia adalah dari segi kebahagiaan kerjanya di perusahaan tersebut.

Apakah benar begitu? Pertama-tama mari melihat konsep kinerja dan produktivitas.

#1 Kinerja

Untuk dapat memahami mengapa kinerja merupakan sebuah faktor utama yang diutamakan dalam sebuah perusahaan, Anda perlu memahami pengertiannya terlebih dahulu.

Kinerja merupakan sebuah hasil atau pencapaian atas sebuah tujuan dimana karyawan diharapkan dapat mencapai persyaratan atau tanggung jawab tertentu.

[Baca Juga: 20 Cara Seorang Pemimpin Meningkatkan Semangat Kerja Tanpa Mengandalkan Uang. Silakan Anda Buktikan Sendiri!]

Menurut Gibson (2002:56), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah sebagai berikut:

#1 Atribut Individu

Dengan adanya berbagai atribut yang melekat pada individu dan dapat membedakan individu yang satu dengan yang lainnya. Faktor ini merupakan kecakapan individu untuk menyelesaikan tugas-tugas yang telah ditentukan, terdiri dari:

    Karakteristik demografi. Misalnya: umur, jenis kelamin, dan lain-lain.

    Karakteristik kompetensi. Misalnya: bakat, kecerdasan, kemampuan, keterampilan, dan sebagainya.

    Karakteristik psikologi. Misalnya: nilai-nilai yang dianut seperti sikap dan perilaku.

#2 Kemauan untuk Bekerja

Dengan berbagai atribut yang melekat pada individu untuk menunjukan adanya kesempatan yang sama untuk mencapai suatu prestasi.

Untuk mencapai kinerja yang baik diperlukan usaha dan kemauan untuk bekerja keras, karena kemauan merupakan suatu kekuatan pada individu yang dapat memicu usaha kerja yang lebih terarah dalam melakukan suatu pekerjaan.

#3 Dukungan Organisasi

Dalam mencapai tujuan karyawan yang tinggi diperlukan adanya dukungan atas kesempatan dari organisasi/perusahaan. Hal ini untuk mengantisipasi keterbatasan baik dari karyawan maupun dari perusahaan.

Misalnya: perlengkapan peralatan dan kelengkapan kejelasan dalam memberikan informasi.

#2 Produktivitas

Produktivitas dapat dipahami secara filosofis, dimana produktivitas merupakan suatu sikap mental; menciptakan hari ini yang lebih baik dari kemarin, dan mengusahakan hari esok yang lebih baik dari hari ini.

Sikap mental menuntut kita untuk selalu berusaha membuat kemajuan-kemajuan di segala bidang kehidupan. Orientasinya adalah selalu harus maju, tak boleh diam tetap di tempat, selalu berpikir untuk menciptakan kemajuan-kemajuan.

[Baca Juga: Sudahkah Anda Tahu: Tunjangan dan Kompensasi Kerja? Dan Bagaimana Cara Memanfaatkan dengan Benar?]

Tinggi rendahnya produktivitas ternyata dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain sebagai berikut:

#1 Sikap Karyawan

Produktivitas dapat dipacu dengan adanya sikap dari dalam diri karyawan. Misalnya saja saat dirinya termotivasi dan mempengaruhi dirinya untuk mau melakukan sesuatu dengan baik.

Semakin tinggi motivasi seseorang untuk melakukan sesuatu pekerjaan, semakin tinggi pula tingkat produktivitasnya dengan anggapan bahwa kemampuan orang tersebut tidak berubah.

#2 Kesempatan Kerja

Kesempatan kerja dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Dalam pengertian mikro, kesempatan kerja berarti:

    Adanya kesempatan untuk bekerja,

    Pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan dan keterampilan pekerja (the right man on the right place),

    Adanya kesempatan untuk mengembangkan diri, yang akan dapat menjadikan pekerja menjadi lebih.

Peningkatan produktivitas dalam masyarakat erat kaitannya dengan upaya-upaya perluasan kesempatan kerja yang menjamin bahwa setiap orang yang ingin bekerja memperoleh pekerjaan sesuai dengan kemampuannya.

#3 Pendidikan dan Latihan

Pendidikan membentuk dan menambah pengetahuan seseorang untuk mengerjakan sesuatu dengan lebih cepat dan tepat, sedangkan latihan membentuk dan meningkatkan keterampilan kerja.

Semakin tinggi tingkat pendidikan dan latihan seseorang, semakin tinggi pula tingkat produktivitasnya.

Tingkat pendidikan di Indonesia dewasa ini merupakan suatu indikasi rendahnya produktivitas angkatan kerja di Indonesia.

Apakah Karyawan Anda Sudah Bahagia?

Melihat konsep kinerja dan produktivitas, maka bisa kita simpulkan bahwa keduanya dipengaruhi faktor internal dan eksternal. Peningkatan kinerja dan produktivitas bisa diperoleh dari diri sendiri maupun dari dukungan perusahaan.

Kebahagiaan bisa timbul dari kedua sumber, bisa muncul dari dalam diri sendiri dan dari luar. Misalnya saja, dorongan dari dalam adalah pikiran positif dan tubuh yang segar dan siap bekerja dengan rajin.

Namun, bisa juga karyawan bahagia karena suasana kantornya yang mendukung, rekan kerja yang menyenangkan, pekerjaan yang sesuai bidang dan keterampilannya, serta upah yang sepadan.

[Baca Juga: Tahukah Anda Apa itu Sistem Perencanaan Sumber Daya Manusia? Yuk Cari Tahu Sekarang!]

Nah, setelah mengetahui bahwa kebahagiaan merupakan salah satu faktor yang bisa meningkatkan kinerja dan produktivitas, kini muncul satu pertanyaan:

Apakah karyawan Anda sudah bahagia?

Jika Anda juga penasaran untuk mengecek apakah karyawan benar-benar bahagia, Finansialku telah merangkum tanda-tanda karyawan bahagia yang bisa Anda lihat berikut ini:

#1 Karyawan Tersenyum

Anda tentunya sudah sering mendengar bahwa senyuman asli mencakup mata yang bahagia. Bahkan banyak yang menyebutnya “smiling eyes”.

Oleh karena itu, sempatkanlah untuk melihat dan mengamati senyum karyawan saat Anda berinteraksi dengannya. Apakah senyuman itu nyata?

Anda tentu bisa membedakan senyuman nyata dengan “smiling eyes” dengan senyuman palsu yang dipaksakan.

#2 Karyawan Mencapai Karier yang Diinginkannya

Pekerjaan sempurna jarang sekali diperoleh seseorang, biasanya mereka harus menciptakannya sendiri.

Dengan kata lain, saat karyawan memperoleh kebebasan dan motivasi untuk menentukan posisinya sendiri, maka ini adalah tanda yang baik. Artinya, mereka bahagia dengan peluang kerja yang dimilikinya.

Mereka akan memaksimalkan performa dan produktivitasnya untuk mencapai posisi yang diinginkannya, dan ini akan menghasilkan kepuasan kerja.

Mereka juga akan menunjukan dedikasi menakjubkan untuk mencapai karier dalam jangka panjang di perusahaan Anda.

#3 Karyawan Datang Lebih Pagi

Memang betul ada kemungkinan karyawan yang datang lebih pagi hanya mempertahankan dirinya dari PHK atau pemecatan, namun tidak selalu seperti itu.

Jika Anda juga pernah menjadi karyawan, tentu Anda tahu bahwa karyawan yang tidak bahagia tidak memiliki motivasi. Mereka cenderung tidak peduli dengan pekerjaannya, bahkan tidak peduli dengan jadwal kerjanya.

Mereka yang masih peduli akan datang setidaknya beberapa menit sebelum jam masuk kerja.

#4 Karyawan Membangun Hubungan Baik dengan Rekan Kerjanya

Apabila perusahaan Anda memiliki banyak karyawan, maka sulit membangun kondisi yang kondusif di kantor, mengingat banyaknya kepribadian dan pemikiran yang berbeda.

Namun mereka yang memang ingin berkarier panjang di perusahaan akan berusaha membangun hubungan baik dengan rekan kerjanya.

[Baca Juga: Sudahkah Anda Tahu: Tunjangan dan Kompensasi Kerja? Dan Bagaimana Cara Memanfaatkan dengan Benar?]

Memang betul ada kepribadian yang memang tidak mau bersosialisasi meski dirinya ingin berkarier panjang di perusahaan terkait, namun mayoritas paham bahwa koneksi dan hubungan baik adalah investasi.

Masuk akal bagi seorang karyawan berinvestasi dengan cara membangun hubungan baik dengan rekan kerjanya, terutama jika dirinya ingin bekerja disana dalam jangka panjang.

#5 Mereka Berpartisipasi dalam Acara di Luar Jam Kerja

Saat perusahaan membuat acara atau event di luar jam kerja, maka Anda sebagai HRD bisa mulai memperhatikan mana karyawan yang muncul dan mana yang tidak.

Lalu jadikan ini sebagai pikiran serius:

“Mereka yang bahagia dalam pekerjaannya tidak akan keberatan menghabiskan waktu di kantor lebih banyak, mereka senang menghabiskan waktu bersama rekan kerjanya dan menunjukkan ketertarikan akan acara perusahaan.”

Maka Anda bisa mengambil kesimpulan bukan, mana karyawan bahagia dan mana yang tidak? Jika masih bingung, berikut tipsnya:

Mereka yang mau bekerja secara suka rela adalah mereka yang bahagia dalam pekerjaannya.

#6 Karyawan Mengupayakan Minimalisasi Sumber Daya Perusahaan

Saat karyawan bahagia dan benar-benar mengabdikan dirinya untuk perusahaan, maka mereka akan berupaya untuk meminimalisasi sumber daya perusahaan secara sadar.

Artinya, mereka akan berusaha meminimalisasi cost, misalnya operational cost.

Sebagai contoh, mereka yang bahagia akan dengan senang hati mematikan komputer dan lampu saat kantor sudah kosong. Mereka jugalah yang biasanya menghabiskan kopi yang sudah dibuatnya.

Mereka paham bahwa dengan hal kecil itu mereka bisa membantu keberlangsungan perusahaan. Dan saat mereka berusaha seperti itu, artinya mereka berencana bekerja dalam jangka panjang di perusahaan tersebut.

[Baca Juga: Para HRD Ketahui 5 Hal yang Harus Dibahas Pada Pelatihan Persiapan Pensiun Karyawan]

#7 Karyawan Merapikan Tempat Kerjanya

Terdapat perbedaan besar antara “tidak teratur” dan “jorok”.

Saat karyawan Anda membiarkan meja kerjanya berantakan dan tidak teratur, maka bukan berarti dirinya jorok. Mungkin saja dirinya sudah tidak peduli lagi sehingga tidak berusaha membuat tempat kerja yang nyaman.

Memang betul tidak selalu demikian, bisa saja mereka sibuk sehingga kertas-kertas berserakan di meja kerjanya. Namun karyawan yang bahagia akan menyempatkan diri untuk setidaknya terlihat rapi.

#8 Karyawan Bersemangat dalam Bekerja

Ketidakbahagiaan akan menyerap energi karyawan. Karena pekerjaan adalah salah satu aktivitas dalam rutinitas sehari-hari, penting untuk mempertimbangkan betapa ketidakbahagiaan dapat mempengaruhi pekerjaannya.

Wajar jika seseorang malas bekerja di hari Senin atau saat selesai liburan, namun tidak berarti Anda malas setiap harinya.

Jika seseorang terlihat lemas dan sengsara setiap hari dalam 5 hari kerjanya, maka Anda bisa bilang dirinya depresi akan pekerjaannya dan sudah tidak produktif lagi.

#9 Karyawan Memiliki Perilaku Positif

Ingin mengetahui mana karyawan yang bahagia dan optimis akan masa depannya? Adakan rapat bersama. Tanyakan pendapat dan tukar pikiran akan aktivitas perusahaan akhir-akhir ini.

Mereka yang bersifat negatif bisa saja menunjukkan ketidakbahagiaannya, dan mereka yang masih optimis biasanya bahagia.

Optimisme terkait masa depan perusahaan biasanya meningkatkan semangat kerja, dan menunjukkan tanda-tanda kepuasan kerja.

#10 Karyawan Memberi Solusi dan Usulan Kreatif

Apakah karyawan cukup bahagia untuk menginvestasikan idenya dalam perusahaan? Ide usulan adalah sesuatu yang bernilai mahal, sehingga mereka yang mau berbagi artinya mereka mau berkontribusi bagi perusahaan.

[Baca Juga: 12 Cara Penyelesaian Konflik dan Resolusi Konflik di Tempat Kerja, No 5 adalah Cara yang Harus Anda Buktikan]

Mereka cukup bahagia untuk memperbaiki perusahaan ke arah yang lebih baik, dengan harapan masa depannya juga semakin baik. Ini adalah ciri kepuasan kerja yang sama artinya dengan kebahagiaan kerja.

Yuk Buat Karyawan Bahagia!

Bagaimana? Apakah karyawan Anda sudah bahagia? Jika belum, kini saatnya Anda bertindak demi mencapai karyawan bahagia.

Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya ketidakbahagiaan bisa muncul dari dalam maupun luar, namun kita sebagai HR hanya bisa mengubah faktor luarnya saja.

Kabar baiknya adalah faktor luar tersebut dapat dikendalikan oleh Anda. Berikan lingkungan kerja dan kondisi kerja terbaik yang akan menimbulkan kebahagiaan jika ingin mereka bahagia bekerja di perusahaan Anda.

Dengan demikian Anda bisa meningkatkan kinerja dan produktivitas karyawan.

Apakah Anda memiliki pertanyaan mengenai karyawan bahagia bisa meningkatkan kinerja dan produktivitas kerja lainnya? Tinggalkan komentar Anda di bawah.

Jika ada pertanyaan, silakan ajukan pertanyaan Anda pada kolom di bawah ini. Perencana Keuangan kami siap membantu Anda, terima kasih.

Sumber Referensi:

    Febri Furqon Artadi. 2015. Pengaruh Kepuasan Kerja dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Merapi Agung Lestari. Uny.ac.id – https://bit.ly/2UrGjpV

    Jimmy L. Gaol. 2014. A to Z Human Capital (Manajemen Sumber Daya Manusia).

    Jayson DeMers. 10 Signs Your Employees Are Happy. Allbusiness.com – https://bit.ly/2IsPJev

Sumber Gambar:

    Karyawan Bahagia – https://bit.ly/2GsQBxh

    Meningkatkan Kinerja dan Produktivitas Kerja – https://bit.ly/2GmbXLK

error: Content is protected !!