Hingga 2027, PGEO Siapkan Rp 24,2 Triliun untuk Kembangkan Proyek EBT

Hingga 2027, PGEO Siapkan Rp 24,2 Triliun untuk Kembangkan Proyek EBT

cnbc-indonesia.com – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk ( PGEO ) siap menyambut pengembangan proyek Energi Baru dan Terbarukan ( EBT ) yang cerah. Potensi bisnis tersebut dinilai cukup besar dengan sumber daya yang melimpah.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, potensi panas bumi di tanah air mencapai 23,7 GW. Dengan kapasitas pembangkit listrik panas bumi (PLTP) sebesar 2.276 MW, pemanfaatan panas bumi di Indonesia juga menempati posisi kedua setelah Amerika Serikat (AS).

“Proyek PLTP yang digarap PGE memang butuh modal besar. Adapun total investasi yang disiapkan perusahaan sebesar 1,6 miliar dollar AS dalam lima tahun ke depan atau hingga 2027 atau setara dengan Rp 24,2 triliun (kurs Rp 15.133 per dollar AS),” kata Corporate Secretary PGE Muhammad Baron dalam siaran pers, Kamis (23/3/2023).

Baron mengatakan, melalui IPO dengan perolehan dana Rp 9 triliun, PGEO juga akan mengalokasikannya untuk pengembangan usaha sebesar 85 persen dan sekitar 15 persen akan digunakan untuk pembayaran sebagian utang.

Baron mengatakan, dengan fundamental keuangan perusahaan kuat, PGEO siap untuk menjalankan proyek pengembangan listrik EBT. Dia bilang, sebagai salah satu pengembang energi panas bumi terbesar di dunia, PGE telah memiliki pengalaman puluhan tahun dan berambisi meningkatkan kapasitas listrik sebanyak 600 MW dalam 5 tahun ke depan.

“Pendanaan dari pasar modal melalui IPO diharapkan dapat mendukung percepatan pengembangan kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi,” lanjut Baron.

Adapun upaya yang dilakukan untuk mengembangan EBT di sektor panas bumi, adalah dengan penambahan kapasitas terpasang panas bumi sebesar 55 MW di salah satu area operasi PGE di Lumut Balai, Sumatera Selatan, yang ditarget dapat selesai di tahun 2024.

Per September 2022, PGEO memiliki nilai kas dan setara kas sebesar 230 juta dollar AS, atau bertambah sekitar 105 juta dollar AS dari saldo kas per 31 Des 2021. Ini menunjukkan PGEO mampu mengelola kas secara baik yang didapat dari penjualan uap dan listrik ke PLN.

“Kontrak penjualan uap dan listrik PGEO merupakan kontrak yang bersifat jangka panjang dan selalu terbayarkan secara tepat waktu. Dengan tambahan dana segar IPO, PGEO masih memiliki arus kas yang cukup kuat dan mampu mengatasi kewajiban bayar utang secara tepat waktu,” tegas Baron.

Prospek bisnis cerah

Terpisah, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno, optimistis anak usaha usaha PT Pertamina ini bisa terus mengalami pertumbuhan di sektor energi, terutama di industri pengambangan panas bumi.

“Saya kira prospek bisnis yang dimiliki PGEO cukup baik meskipun high risk dan high capital, tapi prospek bisnis EBT ke depan tinggi dan minat investor tinggi. Jadi prospeknya cerah ke depan,” kata Eddy.

Eddy mengatakan, melalui dana yang diperoleh saat IPO, PGEO bisa memanfaatkan sebagian besar untuk modal awal proyek. Tinggal bagaimana PGE dan mitra bisa menjalankannya, baik (mitra) nasional atau swasta asing.

“Melihat tingginya minat EBT, saya kira PGE enggak akan kesulitan dapat partner, sehingga bank akan tertarik membiayai proyek PGEO ke depannya,” tegas Eddy.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

error: Content is protected !!