G7 Tuntut Akses Tanpa Hambatan bagi Tim IAEA di PLTN Zaporizhzhia

G7 Tuntut Akses Tanpa Hambatan bagi Tim IAEA di PLTN Zaporizhzhia

Zaporizhzhia: Kekuatan industri G7 menuntut akses tanpa hambatan bagi staf pengawas atom PBB yang saat ini sedang bertolak menuju pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di Ukraina. Fasilitas yang diduduki pasukan Rusia itu telah menjadi target serangan dalam beberapa pekan terakhir.
 
“Staf Badan Energi Atom Internasional (IAEA) harus dapat mengakses semua fasilitas nuklir di Ukraina secara tepat waktu dan aman serta tanpa hambatan,” kata Grup Direktur Non-Proliferasi G7 dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP, Senin, 29 Agustus 2022.
 
“Personel dari IAEA juga harus diizinkan untuk terlibat secara langsung dan tanpa campur tangan dengan personel Ukraina yang bertanggung jawab mengoperasikan fasilitas ini,” tambah mereka.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Menurut mereka, kontrol berkelanjutan militer Rusia atas PLTN Zaporizhzhia telah menimbulkan ancaman serius. Hal ini juga dapat berdampak pada ‘keselamatan dan keamanan fasilitas.’
 
“Tindakan (pendudukan pasukan Rusia) secara signifikan meningkatkan risiko kecelakaan atau insiden nuklir dan membahayakan penduduk Ukraina, negara-negara tetangga, dan komunitas internasional,” sambung mereka.
 
Kelompok itu menambahkan, pabrik atom tidak boleh digunakan untuk kegiatan militer atau penyimpanan bahan militer.
 
Baca:  Kepala IAEA Pimpin Tim Inspeksi Menuju PLTN Zaporizhzhia di Ukraina

AS Kecam Rusia di PBB

Amerika Serikat (AS) mengecam Rusia setelah Moskow memblokir adopsi deklarasi bersama tentang non-proliferasi nuklir di PBB. Padahal, negosiasi internasional terkait hal ini sangat panjang di PBB.
 
Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT), yang ditinjau oleh 191 penandatangan setiap lima tahun, bertujuan untuk menghentikan penyebaran senjata nuklir, mempromosikan perlucutan senjata lengkap dan mempromosikan kerja sama dalam penggunaan energi nuklir secara damai.
 
Rusia mencegah adopsi deklarasi tersebut pada Jumat lalu. Mereka mempermasalahkan aspek ‘politik’ dari teks tersebut – sebuah langkah yang dikritik oleh Washington.
 
“Setelah berminggu-minggu negosiasi intensif tetapi produktif, Federasi Rusia sendiri memutuskan untuk memblokir konsensus pada dokumen akhir di akhir konferensi peninjauan NPT,” kata wakil juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Vedant Patel.
 
Zaporizhzhia, PLTN terbesar di benua Eropa, direbut oleh pasukan Rusia pada awal Maret, tak lama setelah Moskow melancarkan invasi mematikannya ke Ukraina pada 24 Februari. Fasilitas itu berada di dekat medan pertempuran di tenggara Ukraina.

 

(WIL)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!