Emiten Menteri Sandiaga Obral Obligasi, Kasih Bunga 7%

Emiten Menteri Sandiaga Obral Obligasi, Kasih Bunga 7%

cnbc-indonesia.com – Perusahaan tambang emas, milik Menteri Sandiaga Uno, yaitu PT Merdeka Copper Gold Tbk, kembali mencari pendanaan baru melalui penerbitan obligasi atau surat utang senilai Rp 2,5 triliun.

Dari dokumen penawarannya surat utang itu akan terdiri dari dua tenor. Yaitu, satu tahun dengan penawaran suku bunga 6,50%-7,00% per tahun, dan tiga tahun dengan imbal hasil ditawarkan antara 8,50%-9,50% per tahun.

Berdasarkan perhitungan CNBC Indonesia Research, obligasi dengan tenor tiga tahun yang ditawarkan Merdeka Copper Gold Tbk kali ini, cukup murah dan layak beli karena memiliki spread lebih besar sebanyak 2,36% hingga 3,36%, dibandingkan spread acuan antara imbal hasil obligasi pemerintah dan obligasi korporasi, dengan tenor dan rating sama yang hanya sebesar 2,26%.

Berbeda dengan tenor tiga tahun, surat utang tenor satu tahun MDKA justru lebih mahal dengan hanya menawarkan yield sebesar 6,50% hingga 7,00%. Spread yield utangan MDKA tenor satu tahun ini hanya 0,86% hingga 1,36%, masih jauh di bawah rentang acuan sebesar 1,98% yang merupakan selisih imbal hasil antara obligasi pemerintah yang bebas risiko dan rata-rata yield obligasi korporasi dengan tenor dan predikat yang sama.

Penerbitan utang kali ini adalah tahap kedua dari program Obligasi Berkelanjutan IV Merdeka Copper Gold. Dari Pefindo, perseroan mendapatkan rating idA+ (single A plus).Masa book building obligasi tahap IV Merdeka Copper Gold ini, di mulai pada tanggal 2 hingga 15 Februari 2023, dan pembayaran serta distribusi obligasi pada7 Maret 2023 dan8 Maret 2023.

Pada penerbitan obligasi Merdeka Copper Gold, Indo Premier Sekuritas ditunjuk sebagai Penjamin Pelaksana Emisi.

Emiten PT Merdeka Copper Gold Tbk berada dalam kendali PT Saratoga Investama Sedaya Tbk dengan kepemilikan sebesar 18,34%, disusul oleh kepemilikan PT Mitra Daya Mustika sebanyak 12,05%, serta kepemilikan langsung Garibaldi Thohir sebesar 7,35%. Sedangkan porsi kepemilikan publik mencapai 51,36%.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

error: Content is protected !!