Butuh Vitamin! Harga CPO Susah Bangkit, Malah Tekor 4,2%

Butuh Vitamin! Harga CPO Susah Bangkit, Malah Tekor 4,2%

cnbc-indonesia.comJakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) acuan pada pekan ini terpantau kembali lesu, masih terseret oleh melemahnya minyak nabati saingannya dan kekhawatiran atas krisis perbankan di Amerika Serikat (AS).

Sepanjang pekan ini, harga CPO di bursa Malaysia untuk kontrak Maret 2023 ambles 4,23% secara point-to-point (ptp). Pada perdagangan Jumat (17/3/2023), harga CPO juga melemah 0,33% ke posisi RM 3.920/ton.

Jika dibandingkan pekan-pekan sebelumnya harga CPO akhir-akhir ini memang tertekan. Untuk diketahui bahwa harganya sempat melesat di posisi MYR 4.325 per ton pada 3 Maret 2023 lalu. Namun sayangnya harganya terpangkas jauh hingga hari ini dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Ternyata krisis bank di AS turut menyeret harga CPO. Harga CPO ini jatuh untuk keempat kalinya dalam lima sesi untuk mencapai penutupan terendah sejak 15 Februari.

“Harga CPO terseret dari dampak krisis sektor perbankan yang mengguncang pasar keuangan yang lebih luas,” kata Sathia Varqa, salah satu pendiri Palm Oil Analytics yang berbasis di Singapura dikutip Reuters.

Merosotnya pasar saham global dan aset berisiko lainnya membuat investor cenderung bermain aman dengan beralih ke aset safe haven seperti emas, obligasi, dan dolar karena mereka khawatir bahwa krisis perbankan yang awal mulanya berasal dari Silicon Valley Bank (SVB) dapat mengulang kembali krisis yang pernah terjadi pada 2008-2009 silam.

Krisis SVB pun berimbas ke bank terbesar kedua di Swiss yakni Credit Suisse menjadi titik fokus terbaru karena kekhawatiran krisis perbankan, membuat pasar gelisah. Meskipun mengalami penguatan, namun patut diketahui harganya masih dibayangi oleh sentimen negatif.

“Kami melacak pergerakan eksternal, yaitu melemahnya Dalian serta pergerakan soyoil Chicago. Saat ini, pasar gelisah menunggu keputusan Komite Pasar Terbuka Federal mengenai suku bunga minggu depan,” kata seorang pedagang yang berbasis di Kuala Lumpur.

Namun, data ekspor yang kuat dan kemungkinan produksi yang rendah akibat banjir baru-baru ini mendukung kontrak.

Berdasarkan data surveyor kargo Intertek Testing Services, ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk 1-15 Maret naik 55,03% menjadi 751.814 ton dari 484.950 ton yang dikirim selama bulan sebelumnya.

Di lain sisi, Menteri Perdagangan RI mengatakan akan memberlakukan domestic market obligation (DMO) untuk memastikan produsen minyak sawit menjual 450.000 ton minyak goreng murah di dalam negeri pada Maret untuk mengamankan pasokan menjelang Ramadhan dan Idul Fitri 1444 H, setelah meleset dari target pada Februari.

Adapun harga kontrak kedelai teraktif di Dalian turun 0,70%, sedangkan kontrak minyak sawit DCE RBD naik 0,75%. Harga kedelai di Chicago Board of Trade turun 0,61%.

“Minyak kelapa sawit dapat menguji kembali support RM 3.892 per ton, penembusan di bawahnya dapat memicu penurunan ke kisaran RM 3.810-3.856,” kata analis teknikal Reuters Wang Tao.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

error: Content is protected !!