Bisnis  

SVB yang Bangkrut Menyimpan Banyak Dana Venture Capital Blockchain, Ini Dampaknya

cnbc-indonesia.com – Silicon Valley Bank (SVB) yang telah bangkrut rupanya tengah memegang banyak dana venture capital blockchain.

Belum lama ini, SVB telah mengumumkan sedang mengalami masalah keuangan, membuatnya menyusul kebangkrutan dari bank Silvergate.

SVB adalah bank yang banyak digunakan oleh sekitar 44 persen perusahaan teknologi yang didukung perusahaan ventura AS.

Penyebab bangkrutnya SVB bukan karena kejatuhan pasar kripto, melainkan karena kegagalan dalam taruhan leverage pada obligasi AS.

Bank tersebut mengalami kerugian US$1,8 milyar dari portofolio US$21 milyar pasca The Fed yang terus menerus menaikkan suku bunga sejak tahun 2022. Harga obligasi AS pun merosot tajam.

SVB dan Dana Venture Capital

Cointelegraph melaporkan bahwa, SVB kini masih memegang dana venture capital dengan nilai lebih dari US$6 milyar.

Sebagian besar dana adalah milik Andreessen Horowitz (a16z) sebesar US$2,85 milyar, Paradigm sebesar US$1,72 milyar dan Pantera Capital sebesar US$560 juta.

Besaran dana tersebut terungkap dalam laporan hasil uji tuntas yang dilakukan oleh Castle Hall berdasarkan pengajuan SEC AS.

Namun, laporan tidak memuat data tentang pembaruan yang ada seperti penarikan, setoran dan pemindahan yang terjadi setelah pengungkapan pihak berwenang.

Meski SVB adalah ruang bagi investor kripto di industri, namun tidak semua aset yang dipegang perusahaan digunakan dalam investasi kripto.

Sebelumnya, SVB adalah bank terbesar ke-16 di negeri Paman Sam, mengelola aset dengan nilai lebih dari US$210 milyar. Perusahaan berfokus pada pemberian pinjaman pada perusahaan venture capital dan teknologi.

Meski secara persentase kerugian dapat terbilang kecil, namun SVB mengalami krisis kepercayaan dari investor. Dana senilai puluhan milyar dolar AS pun rutin ditarik oleh pengguna dalam beberapa hari terakhir.

Saat ini, SVB masih memegang sekitar US$74 milyar dalam bentuk obligasi AS jangka panjang, dan dana milik perusahaan penerbit USDC, Circle, senilai US$3,3 milyar.

Sentimen buruk tampak masih menyelimuti pasar kripto, terlihat dari kian merosotnya harga aset kripto utama, termasuk Bitcoin. Harga BTC telah jatuh dan kini berkutat di kisaran US$20.300. [st]