Bisnis  

Pecahkan Blok Bitcoin dengan Daya Komputasi Seadanya, Penambang Ini Raup Rp2 Miliar

cnbc-indonesia.com – — Seorang penambang Bitcoin dilaporkan berhasil menambahkan blok 780.112 ke blockchain Bitcoin pada 10 Maret 2023. Yang membuatnya istimewa adalah penambang solo ini berhasil mengalahkan pemain-pemain besar, padahal ia memakai daya komputasi seadanya.

Keberhasilan tersebut membuat sang penambang bisa mengantongi rewards hingga 6,25 BTC dan fee rewards sebesar 0,63 BTC. Jumlah itu setara dengan $148.000 atau Rp2,2 miliar.

Dalam forum bitcointalk, seorang anggota dengan username Pineconeeee mengaku sebagai penambang yang beruntung tersebut. Menurutnya, ia menggunakan layanan penambangan Solo CK Pool untuk membuat mining pool-nya sendiri.

Penambang Rusia itu mengatakan, selama menambang ia hanya menggunakan peralatan dengan daya komputasi 270 TH/s (terahash per detik). Namun, sehari sebelum berhasil memecahkan sebuah blok Bitcoin, pada 9 Maret 2023, ia menyewa daya komputasi ekstra sebesar 5 PH/s (petahash per detik) dengan menggunakan layanan Nicehash sehingga kapasitas totalnya mencapai 6,7 PH/s.

“Memang, sangat beruntung bisa memecahkan blok dengan hashrate seperti itu. Dalam waktu kurang dari sehari, keberuntungan tersenyum kepada saya,” ujarnya dalam forum.

Blok yang ditambang oleh penambang tersebut berisi 3.220 transaksi yang terdiri dari 16.940 volume Bitcoin.

Seorang pengguna Twitter, ckpooldev, mengatakan, biasanya penambang solo membutuhkan waktu lebih lama untuk memecahkan blok Bitcoin, mengingat daya komputasi yang mereka gunakan cukup terbatas.

“Seorang penambang (sekaliber) ini biasanya hanya bisa memecahkan blok rata-rata setiap 10 bulan sekali,” katanya.

Menurut dia, daya komputasi 6,7 PH/s yang digunakan oleh penambang solo itu hanya merepresentasikan 0,002% dari seluruh daya komputasi blockchain Bitcoin. Tercatat, saat blok 780.112 berhasil ditambang, hash rate Bitcoin mencapai 308.262 EH/s.

Kasus penambang ini cukup unik karena biasanya penambang-penambang solo akan bergabung dalam mining pool untuk menggabungkan daya komputasi mereka. Dengan daya komputasi yang besar, mereka memiliki peluang yang besar juga untuk bisa menambang sebuah blok baru.

Menurut BTC.com, mining pool terbesar di dunia saat ini adalah Foundry USA, yang menguasai sekitar 34% dari total hashrate di jaringan Bitcoin selama beberapa hari terakhir. Hashrate di mining pool mencapai sekitar 107 EH/s (exahash per detik) atau sekitar 15.970 kali lebih kuat daripada penambang solo.