Bisnis  

MicroStrategy Sedang Mencari Insinyur Perangkat Lunak Bitcoin Lightning

MicroStrategy Sedang Mencari Insinyur Perangkat Lunak Bitcoin Lightning

cnbc-indonesia.com – MicroStrategy, perusahaan analytics & business intelligence yang terkenal pro-Bitcoin, dikabarkan sedang mencari Bitcoin Lightning software engineer. Kabar ini datang di tengah pergerakan terbaru dari sejumlah startup yang berfokus pada solusi layer-2 (L2) yang berada di atas jaringan Bitcoin.

Berdasarkan pantauan di situs pencari kerja SmartRecruiters, perusahaan yang turut didirikan oleh Michael Saylor ini mencari software engineer yang akan membantu MicroStrategy membangun platform Software-as-a-Service (SaaS) berbasis Lightning Network (LN), menyediakan solusi inovatif bagi perusahaan untuk tantangan keamanan siber, serta memungkinkan kasus penggunaan e-commerce baru.

Kandidat yang dicari MicroStrategy diharapkan memiliki pengalaman dalam membangun software solutions yang memanfaatkan blockchain Bitcoin dan solusi L2 yang berada di atasnya, atau teknologi keuangan terdesentralisasi (DeFi) lainnya.

Selain itu, kandidat diharapkan memiliki kontribusi ke Bitcoin Core, Lightning Network Daemon (LND), dan kripto lainnya, serta partisipasi dalam proyek open-source besar menjadi nilai tambah.

Sekilas tentang Lightning Network

Sebagai informasi, Lightning Network dinilai dapat memecahkan kendala skalabilitas yang ada dan memungkinkan transaksi tingkat global dalam volume yang tinggi dan hampir seketika, serta biaya yang rendah dengan mengandalkan keamanan blockchain Bitcoin.

Elizabeth Stark yang merupakan co-founder dan CEO Lightning Labs mengatakan bahwa Lightning Network ibarat Visa untuk Bitcoin. Bedanya, tidak ada satu perusahaan pun yang mengatur payments protocol ini.

Lightning Labs mengembangkan software open-source LND. Ini merupakan implementasi lengkap dari node Lightning Network yang dapat diskalakan. Secara singkat, Lightning Network awalnya dijelaskan dalam whitepaper yang ditulis oleh Joseph Poon dan Tadge Dryja pada Februari 2015. Testnet-nya kemudian dirilis pada Mei 2016.

Lalu implementasi pertama Lightning Network yaitu LND dirilis pada Januari 2017. Transaksi nyata pertama di dunia melalui Lightning Network lantas terjadi pada Desember 2017. Ada beberapa pihak yang telah merilis Lightning node di mainnet, termasuk di antaranya LND yang dikembangkan Lightning Labs, c-lightning dari Blockstream, dan Eclair dari Acinq.

Dengan hitungan mampu menangani 500 TPS (transaksi per detik) pada tiap-tiap saluran pembayaran, Blockstream memperkirakan Lightning Network dapat menangani 40 juta TPS atau lebih dari 1.000 kali kapasitas Visa. Padahal sebelumnya, Bitcoin diperkirakan hanya memiliki kapasitas pemrosesan transaksi per detik rata-rata antara 3,3 TPS hingg 7 TPS.

Adapun Lightning Network telah digunakan oleh negara El Salvador, perusahaan Bitcoin & payments app bernama Strike, fitur tips di Twitter, CashApp yang dimiliki Block Inc., hingga crypto exchange Kraken.

Menurut Bitcoin Visuals, hampir ada 85.000 channel yang aktif di jaringan Lightning Network. Ini merupakan peningkatan lebih dari 120% selama 2 tahun terakhir. Jumlah node juga telah stabil sekitar 17.000. Sementara itu, kapasitas jaringan Lightning Network saat ini hampir mendekati US$93 juta atau turun dari level tertinggi sepanjang masa sebesar US$214 juta.

Menelisik Pergerakan Sejumlah Startup Lightning Network

MicroStrategy yang mencari Bitcoin Lightning software engineer muncul di tengah kabar terbaru dari sejumlah perusahaan yang berfokus pada Lightning Network.

Pada 28 September kemarin, Lightning Labs mengumumkan bahwa mereka merilis versi pertama dari software open-source Taro yang memungkinkan para developer membuat atau mencetak (minting), mengirim, dan menerima beragam aset termasuk stablecoin di blockchain Bitcoin.

Lightning Labs menjelaskan bahwa rilis ini menandai langkah pertama menuju “bitcoinisasi dolar” dengan (1) mengeluarkan aset seperti stablecoin pada blockchain yang paling terdesentralisasi dan aman yaitu Bitcoin, serta (2) memungkinkan pengguna untuk mentransaksikan aset tersebut di jaringan pembayaran global yang paling berkinerja dan efisien, yaitu Lightning Network.

Kemudian, Strike, penyedia pembayaran digital yang dibangun di atas jaringan Bitcoin Lightning Network, pada 27 September lalu mengumumkan bahwa mereka berhasil mengumpulkan dana segar senilai US$80 juta atau setara Rp1,21 triliun.

Suntikan modal baru ini akan digunakan untuk mendorong upaya Strike dalam merevolusi layanan pembayaran (payment) bagi para merchant, marketplace, dan institusi finansial yang terbesar di industri pembayaran. Strike mengaku mengalami pertumbuhan eksponensial dari sisi konsumen bisnis, dengan lebih dari 2 juta unduhan aplikasi hingga saat ini.

Pendanaan ini datang setelah peluncuran publik API Strike. Para mitra awal mencakup beberapa platform penjualan dan e-commerce terbesar di dunia seperti Blackhawk, NCR, dan Shopify. Integrasi API Strike disebut menawarkan pengalaman alternatif untuk jaringan kartu (kredit & debit) tradisional dengan memanfaatkan teknologi yang didasarkan pada Bitcoin Lightning Network.

Di luar commerce API yang mereka kembangkan, Strike juga berencana untuk merilis lini produk anyar yang memungkinkan jenis pelanggan yang sama sekali baru, seperti lembaga keuangan dan bisnis besar. Melalui lini produk baru itu, para pelanggan tidak hanya bisa menerima pembayaran, tetapi juga mengirimnya. Dengan produk ini, setiap layanan keuangan dapat dengan mudah mengintegrasikan infrastruktur pembayaran Strike tanpa perlu membangun solusi internal mereka.

Bagaimana pendapat Anda tentang langkah MicroStrategy yang sedang mencari insinyur untuk Bitcoin Lightning? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

error: Content is protected !!