Bisnis  

Meta Kembangkan Medsos Terdesentralisasi Pesaing Twitter

Meta Kembangkan Medsos Terdesentralisasi Pesaing Twitter

cnbc-indonesia.com – — Meta tampaknya masih terus melakukan eksperimen dengan web3, meski telah berulang kali gagal dan merugi. Terbaru, perusahaan yang sebelumnya bernama Facebook ini, dikabarkan tengah mengembangkan media sosial terdesentralisasi.

Menurut laporan engadget, Meta akan membuat aplikasi update teks yang akan didukung protokol jejaring sosial ActivityPub. Aplikasi yang diberi kode awal P29 ini digadang-gadang bisa menjadi pesaing media sosial raksasa Twitter di masa depan.

“Kami sedang menjajaki jejaring sosial terdesentralisasi untuk berbagi update teks. Kami percaya ada peluang bagi kreator dan figur publik untuk dapat berbagi update tentang minat mereka,” ujar Meta dalam pernyataannya.

P29 mengizinkan pengguna untuk mendaftar dan log in dengan Instagram, platform sharing foto milik Meta. Nantinya profil pengguna P29 akan diisi oleh data-data yang diperoleh dari Instagram.

Karena bersifat terdesentralisasi, P29 diklaim tidak bisa dikuasai oleh sebuah entitas dan data pelanggannya tidak akan bisa diperjualbelikan. P29 akan dibangun dari kerangka yang sama dengan Mastodon, medsos terdesentralisasi yang diluncurkan pada 2016.

Fitur-fitur di dalam P29 diprediksi akan sama dengan fitur-fitur yang ada pada medsos berbasis teks lainnya, seperti fitur posting tulisan, gambar, dan video yang dapat dibagikan. Ada pula fitur verification bagi akun yang terverifikasi.

Menyasar Pengguna Muda

Pengembangan P29 dilakukan Meta di tengah lesunya penambahan pengguna baru di jejaring sosial raksasa Facebook. Facebook sepertinya telah menjadi medsos khusus orang-orang tua karena sulit menarik para pengguna muda.

Instagram yang notabene lebih fresh juga saat ini sedang berjuang untuk bertahan. Dilaporkan banyak content creator dan influencer yang berpaling dari Instagram dan memilih untuk menggunakan medsos asal Cina, TikTok.

Berkaca pada Twitter yang banyak digandrungi kalangan muda, Meta mungkin menganggap medsos berbasis update teks memiliki potensi besar untuk menjaring pengguna-pengguna muda.

Terlebih saat ini Twitter banyak menuai protes sejak jatuh ke tangan kepemimpinan miliarder Elon Musk. Medsos berlambang burung biru itu memberikan banyak syarat dan bahkan memaksa pengguna untuk membayar lebih jika ingin menggunakan layanan premium.

Jika platform raksasa itu terus mendapatkan cibiran, bukan tak mungkin P29 milik Meta bisa menggantikan posisinya. Namun, tentu P29 harus bersaing dengan medsos-medsos terdesentralisasi lain yang sudah mulai bermunculan sebagai alternatif pengganti Twitter, seperti Nostr dan Bluesky, yang didukung oleh eks CEO Twitter Jack Dorsey.

error: Content is protected !!