Bisnis  

Manfaatkan Blockchain, Siemens Terbitkan Obligasi Digital Senilai 60 Juta Euro

Manfaatkan Blockchain, Siemens Terbitkan Obligasi Digital Senilai 60 Juta Euro

cnbc-indonesia.com – Pemanfaatan teknologi blockchain di perusahaan tradisional semakin moncer. Tak hanya perusahaan keuangan yang berminat terhadap teknologi baru tersebut, perusahaan non-keuangan, khususnya yang berbasis pada teknologi tinggi, juga memperlihatkan ketertarikan yang sama. Seperti Siemens, misalnya. Raksasa teknologi asal Jerman itu sudah menggunakan teknologi blockchain untuk menghimpun dana lewat peluncuran obligasi digital senilai 60 juta euro atau sekitar US$64,29 juta.

Siemens dikabarkan menggunakan jaringan blockchain Polygon sebagai medium peluncuran surat utang yang ditokenisasi tersebut. Meski demikian, pihak Siemens belum memberikan tanggapan resmi soal kabar tersebut.

Mengacu pada keterangan perusahaan, aksi tersebut dilakukan setelah pemerintah Jerman mengatur secara tegas pemanfaatan sekuritas elektronik bagi perusahaan. Chief Financial Officer (CFO) Siemens AG, Ralf P Thomas, mengungkapkan penerbitan obligasi digital sesuai dengan Electronic Securities Act yang mulai berlaku pada Juni 2021.

“Obligasi tersebut akan dijual langsung ke investor yang akan jatuh tempo dalam kurun waktu 1 tahun.” jelasnya.

Dipilihnya blockchain sebagai sarana penerbitan obligasi bukanlah tanpa alasan. Thomas beranggapan dengan teknologi blockchain, maka tidak diperlukan lagi sertifikat fisik dan kliring sentral, yang selama ini digunakan dalam penerbitan obligasi secara konvensional. Terlebih lagi, peran bank yang selama ini menjadi perantara dalam penjualan obligasi juga hilang. Pembeli bisa langsung membeli obligasi digital melalui blockchain.

Meski begitu, dia mengakui dalam proses pembayarannya masih menggunakan transaksi konvensional, yakni transfer bank. Hal itu dikarenakan mata uang digital dari bank sentral Uni Eropa, Euro Digital, masih belum tersedia. Oleh karena itu, proses penyelesaian transaksi akan memakan waktu 2 hari.

Langkah Siemens ini sekaligus menjadikannya sebagai perusahaan asal Jerman pertama yang memanfaatkan blockchain dalam penerbitan surat utang.

Ketertarikan terhadap penerbitan obligasi berbasis blockchain juga dijumpai pada pihak lain. Pemerintah Israel, lewat inisiatif yang disebut sebagai Proyek Eden, berharap dapat menyederhanakan proses penerbitan obligasi dan meminimalisir risiko.

Sudah Ada Investor yang Tertarik

Corporate Treasurer Siemens AG, Peter Rathgeb, menambahkan perusahaan bisa melakukan transaksi dengan lebih cepat dan efisien ketimbang obligasi tradisional. Setelah sukses mencapainya, besar kemungkinan Siemens akan merambah lebih jauh untuk memasukkan instrumen blockchain dalam bisnis mereka.

“Perusahaan akan secara aktif mendorong pengembangan secara berkelanjutan,” tutur Rathgeb.

Menariknya, beberapa investor disebut sudah berminat untuk membeli surat utang tersebut. Mulai dari DekaBank, DZ Bank hingga Union Investment dikabarkan ikut serta dalam investasi obligasi digital anyar itu.

Pengembangan blockchain oleh Siemens sebenarnya sudah dimulai sejak beberapa tahun ke belakang. Sebelumnya, Siemens bersama dengan JPMorgan Chase sudah mengembangkan sistem pembayaran bagi kelompok industri Jerman berbasis blockchain. Inisiatif yang sudah dimulai pada tahun 2021 lalu itu bakal memanfaatkan distributed ledger technology (DLT) untuk mengautomasi area pembayaran.

Siemens Getol Garap Pasar Digital

Sebagai perusahaan teknologi, langkah Siemens patut diacungi jempol. Selain blockchain, mereka juga sudah melangkah lebih jauh untuk memanfaatkan Web3. Pada Juli tahun lalu, Siemens menggandeng NVIDIA untuk bersama-sama membangun metaverse dalam skala industri.

Dengan adanya sinergitas tersebut, keduanya membangun digital twin yang akan menghubungkan Siemens Xcelerator dan NVIDIA Omniverse di metaverse. Perusahaan berupaya memboyong industri konvensional ke metaverse, sehingga pada akhirnya bakal tercipta perkembangan yang signifikan dalam proses bisnis di dunia nyata.

Proyek pertama yang mereka garap adalah iFactory besutan BMW AG. Dalam metaverse, kedua perusahaan akan mengaktifkan metaverse real time dan immersive untuk melakukan analisa, identifikasi, dan simulasi masalah di ruang maya.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

error: Content is protected !!