Bisnis  

Likuiditas Pasar Kripto Anjlok Imbas Krisis Perbankan

cnbc-indonesia.com – — Bitcoin (BTC) dan altcoin lainnya mungkin berhasil melonjak hingga persentase dua digit bulan ini. Namun, menurut laporan terbaru dari platform penyedia data kripto, Kaiko, likuiditas pasar kripto justru anjlok ke titik terendahnya dalam 10 bulan terakhir, bahkan lebih rendah dari momen kejatuhan exchange FTX pada November 2022.

Likuiditas kripto merupakan kemampuan mata uang kripto untuk dicairkan menjadi mata uang fiat. Penurunan likuiditas biasanya disebabkan oleh putusnya akses terhadap sistem pembayaran fiat, terutama dolar AS.

Analis pasar di Kaiko, Conor Ryder, dalam laporan itu mengatakan, likuiditas pasar kripto secara keseluruhan menurun tajam setelah sejumlah bank di Amerika Serikat (AS) mengalami krisis dan terpaksa ditutup.

Saat insiden penutupan Silvergate Exchange Network (SEN) oleh Silvergate Bank pada 4 Maret 2023, likuiditas pasar kripto turun hingga $200 juta, dalam metrik kedalaman pasar 1%. Kedalaman pasar 1% dihitung dengan menjumlahkan penawaran dan permintaan dalam 1% dari median harga 10 mata uang kripto teratas.

Likuiditas pasar kembali anjlok saat Sillicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank kolaps, yang membuat investor bertanya-tanya tentang likuiditas stablecoin USDC. Penerbit USDC, Circle, diketahui menyimpan cadangan USDC sebesar $3,3 miliar di SVB.

Signature Bank yang menutup layanan Signet, juga ikut memperparah likuiditas pasar. SEN dan Signet merupakan infrastruktur penting yang menjadi pintu masuk bagi investor institusional untuk berinvestasi di aset digital. Kedua platform ini menyediakan akses 24/7 ke over-the-counter (OTC) desk dan ke sejumlah perusahaan kripto.

“Setelah kedua platform ini ditutup, situasi likuiditas kripto menjadi tidak stabil karena industri menunggu adanya alternatif (platform) baru,” ujar Ryder.

Apa yang Terjadi Jika Likuiditas Bitcoin Rendah?

Likuiditas yang buruk bisa menyebabkan inefisiensi pasar. Para trader bisa kehilangan uang mereka karena slippage yang tinggi dan spread yang lebih besar. Trading pair BTC-USD di Coinbase saat ini menunjukkan slippage hampir tiga kali lebih tinggi daripada awal Maret lalu.

Slippage merupakan perbedaan harga saat pesanan dibuat dengan harga saat pesanan dieksekusi. Saat likuiditas rendah, perbedaan harga keduanya akan semakin melebar.

Menurut Kaiko, exchange yang berbasis di AS lebih terdampak masalah likuiditas dari pada exchange non-AS seperti Binance. Hal ini diduga karena bank-bank yang mengalami kejatuhan mayoritas berbasis di AS.

Namun, trading pair paling likuid di pasar kripto, BTC-USDT di Binance, juga sebenarnya terdampak setelah exchange terbesar itu mengakhiri program zero-fee. Likuiditas trading pair ini langsung terkuras 70%.

Runtuhnya sejumlah bank tradisional ramah kripto tercatat ikut membuat volume stablecoin di centralized exchange (CEX) meningkat dari 77% menjadi 95%. Artinya, banyak investor yang beralih dari trading pair dolar AS ke trading pair stablecoin.

Meski perubahan ini tidak akan memicu masalah untuk investor skala menengah ke bawah, hal tersebut bisa menjadi masalah bagi trader harian. Dolar AS dinilai penting bagi trader yang harus menyelesaikan perdagangan kripto mereka setiap hari.

“Stablecoin tidak ideal dari perspektif manajemen risiko, terutama untuk perdagangan yang ditutup harian atau mingguan. Namun, jika bank tutup dan tidak memproses transaksi, maka stablecoin bisa menjadi alternatif terbaik,” ujar Kepala Peneliti Kaiko Clara Medalie, kepada Decrypt.

Meski sempat menurun, laporan Kaiko juga menunjukkan likuiditas pasar kripto saat ini sudah kembali ke level normal, sama seperti awal Maret 2023. Namun, pasar tentunya tetap menantikan pemain baru yang bisa mengisi kekosongan yang ditinggalkan SEN dan Signet.

Jika likuiditas tinggi, volatilitas harga kripto akan rendah. Dengan demikian aset kripto akan lebih menarik bagi investor untuk memulai siklus bullish selanjutnya.

Harga Bitcoin Turun 5% Dipicu Krisis Silvergate?

In “Bitcoin”

Kapitalisasi Pasar Kripto Longsor Rp1,7 Kuadriliun dalam 24 Jam Terakhir

In “Analisis Pasar Kripto”

Bitcoin Sempat Rebound di Atas $ 20 ribu, Tapi Laju Beruang Masih Kuat

In “Analisis Pasar”