Bisnis  

KKN UNS Kelompok 89 Ciptakan Peluang Usaha Budidaya Maggot untuk Mengurangi Limbah Durian Desa Kebak

KKN UNS Kelompok 89 Ciptakan Peluang Usaha Budidaya Maggot untuk Mengurangi Limbah Durian Desa Kebak

cnbc-indonesia.com – Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) melalui kelompok 89 kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) berhasil menyelenggarakan Pelatihan Budidaya Maggot di Balai Desa Kebak, Kecamatan Jumantono pada (18/02/2023) dengan narasumber dari Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Pertanian (DISPANGTAN) Surakarta Bapak Wiyono sebagai ahli bidang budidaya maggot. Kegiatan pelatihan ini sebagai upaya untuk mengurangi masalah pengelolaan limbah durian di Desa Kebak, yang mencemari lingkungan karena tidak mampu untuk diolah kembali.

Pemilahan dan pengelolaan sampah masih menjadi cara yang dibutuhkan masyarakat untuk mengurangi sampah lingkungan. Pemanfaatan sampah organik menjadi salah satu produk yang bernilai jual ekonomis dan menjadi salah satu solusi yaitu pemanfaatan sampah untuk pakan budidaya maggot dalam upaya mengurangi permasalahan limbah durian di Desa Kebak, Jumantono, Karanganyar. Budidaya maggot dinilai dapat menjadi peluang usaha bagi masyarakat Desa Kebak karena belum banyak yang membudidayakan.

Maggot atau belatung yang merupakan larva jenis lalat Black Soldier Fly (BSF) dapat dijadikan pakan ternak seperti sapi, unggas, dan juga ikan yang memiliki protein dan gizi tinggi bagi hewan sehingga dapat tumbuh dengan sehat dan gemuk. Harga maggot yang jauh lebih murah jika dibandingkan dengan pelet maupun sentrat merupakan keunggulan yang dapat dijadikan dasar untuk melakukan budidaya maggot.

Bapak Wiyono, narasumber dari Dispangtan menyampaikan bahwa budidaya maggot tidak begitu sulit untuk dikembangkan, mengingat maggot berkembang biak dengan alami di alam sehingga mudah untuk mendapatkannya. Maggot sebagai agen pereduksi sampah selain bermanfaat sebagai pakan ternak juga menghasilkan pupuk organik padat yang bernama kasgot.

Bapak Wiyono juga menambahkan, “Telur maggot akan menetas 2 sampai 3 hari tergantung pada suhu dan media ya g digunakan, setelah menetas memasuki fase baby maggot, kemudian memasuki fase maggot dewasa hingga berumur 20 hari dan siap untuk dipanen. 2 gram telur maggot dapat menghasilkan 5 kilogram maggot dewasa yang siap untuk dijual.”

Kegiatan pelatihan tersebut juga didukung Ixa Fibriastuti selaku Sekretaris Desa Kebak. Antusiasme masyarakat juga terlihat dari banyaknya pertanyaan saat kegiatan berlangsung.

“Dari kegiatan pelatihan budidaya maggot ini, hasilnya akan dihibahkan kepada masyarakat yang berminat yaitu bapak Shodiq, untuk nantinya kita adakan pendampingan dan pengarahan mulai dari pembuatan kandang maggot, pemeliharaan hingga menjadi maggot yang siap pakai,” ujar Ixa, Sabtu, 18 Februari 2023.

Diharapkan budidaya di desa Kebak ini dapat realisasikan secara nyata dan berkelanjutan, agar permasalahan sampah berupa limbah durian dapat terselesaikan dan juga bisa menjadi salah satu bidang usaha yang menjanjikan tanpa menggunakan modal bagi masyarakat setempat.

    Arfiani Yulianti Fiyul 28 Februari 2023 14:136 jam lalu
    Mantap

Mantap

error: Content is protected !!