Bisnis  

Jaringan Pembayaran Digital untuk Stablecoin dan CBDC Siap Uji Konsep Bulan Ini

Jaringan Pembayaran Digital untuk Stablecoin dan CBDC Siap Uji Konsep Bulan Ini

cnbc-indonesia.com – Dalam pertemuan World Economic Forum yang diselenggarakan di Davos, pengembang Universal Digital Payment Network (UDPN), atau yang dikenal dengan Jaringan Pembayaran Digital Global, mulai memperkenalkan proyeknya pada para pemimpin ekonomi dunia. Proyek jaringan ini digadang-gadang mampu menciptakan interoperabilitas pada stablecoin dan mata uang digital bank sentral (CBDC). Tak heran, jika UDPN pun sukses menarik minat dari banyak lembaga perbankan di sana.

Salah satu pengembang yang ada di belakang proyek tersebut adalah Red Date Technology, pengembang yang membangun jaringan blockchain yang didukung pemerintah Cina, yaitu Blockchain-based Service Network (BSN). Selain itu, penyedia solusi di bidang teknologi informasi (TI) asal Jerman, GFT, perusahaan elektronik asal Jepang TOKO, dan firma hukum Amerika Serikat (AS) DLA Piper juga turut serta dalam pengembangan proyek UDPN.

Chief Executive Officer (CEO) GFT, Marika Lulay, mengatakan proyek UDPN dimaksudkan untuk melihat alternatif potensial untuk jaringan sistem pembayaran yang memiilki interoperabilitas dengan mata uang kripto yang didukung oleh mata fiat (stablecoin) dan juga central bank digital currency (CBDC).

“Hal yang membedakan adalah, proyek ini menggunakan pendekatan terdesentralisasi dan jangkauan geografis dari perusahaan yang berpartisipasi akan dikombinasikan dengan solusi berbasis teknologi canggih,” jelasnya.

Bank Global Siap Uji Coba Konsep UDPN

Beberapa bank global dikabarkan siap untuk melakukan uji coba proof of concept (POC) pada bulan ini. Melalui uji coba POC tersebut, mereka akan membuktikan dan melihat sejauh mana sistem teknologi informasi yang ada di perusahaan bisa digabungkan dengan berbagai mata uang digital.

Dalam tahap awal, uji coba akan melibatkan 2 bank yang akan melihat dan merasakan fitur transfer dan swap mata uang digital. Tidak hanya itu, lembaga keuangan yang berpartisipasi juga bisa mendapatkan pengalaman terkait bagaimana transfer stablecoin secara anonim dilakukan melalui fungsi travel rule.

Sebagai catatan, rencana pengembangan proyek UDPN sebenarnya sudah dimulai sejak Januari 2021 lalu oleh BSN. Proyek tersebut sengaja dilahirkan sebagai salah satu bagian untuk mendorong yuan digital mendunia dalam kurun waktu 5 tahun ke depan.

Hadirnya Universal Digital Payment Network juga diharapkan mampu menjadi solusi dalam mahalnya biaya transaksi lintas batas. Bank global yang sudah meluncurkan proyek untuk pertukaran stablecoin dan juga mata yang asing menggunakan UDPN adalah Deutsche Bank dan juga Standard Chartered Bank.

Cina, selaku pemilik BSN, saat ini menjadi pemimpin dalam hal pemanfaatan renminbi digital. Dalam waktu 2 tahun uji coba, pemerintah Cina mengklaim nilai transaksi mata uang digitalnya sudah mencapai kisaran US$14 miliar.

Pemerintah setempat juga terus berjuang untuk memperluas cakupan wilayah penggunaan dengan menyasar kota-kota padat penduduk. Di samping itu, beberapa momentum perayaan hari besar nasional juga dijadikan ajang untuk meningkatkan adopsi. Salah satu contohnya adalah seperti perayaan Imlek pada tahun ini. Pada hari raya Imlek kali ini, pemerintah Cina mengeluarkan angpau yang berisi renminbi digital atau e-CNY yang bisa digunakan untuk berkirim uang ke sanak saudara.

Langkah Cina dalam Proyek CBDC Dorong Upaya dari Negara Lain

Pengembangan mata uang digital di berbagai negara seakan menjadi tren tersendiri. Menurut data Atlantic Council, setidaknya sebanyak 114 negara diketahui tengah melakukan penjajakan untuk bisa mengimplementasikan mata uang digitalnya sendiri. Jumlah tersebut mewakili lebih dari 95% dari PDB global.

Dari jumlah tersebut, ada lebih dari 20 negara yang sudah mengambil langkah lebih maju dengan memulai tahapan uji coba. Beberapa di antaranya adalah Thailand, Brasil, India, Korea Selatan, dan Rusia.

Data menyebutkan bahwa sampai saat ini, terdapat 11 negara yang sudah secara penuh merilis CBDC. Langkah yang dilakukan Cina, dengan terus menggenjot perluasan penggunaan renminbi digital kepada 260 juta orang di negaranya, mengundang banyak negara lain untuk melakukan hal yang sama.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

error: Content is protected !!