Bisnis  

Co-founder CoinGecko Bocorkan Strategi Investasi Kripto di Tengah Tren Bear Market

cnbc-indonesia.com – COO sekaligus co-founder CoinGecko, Bobby Ong, turut menjadi salah satu pembicara di TOKEN2049. Pada konferensi itu, ia berbagi pandangannya tentang masa depan kripto serta seperti apa keadaan adopsi kripto pada tahun 2021.

Pada 29 September, Bobby Ong, co-founder dari platform data aggregator kripto CoinGecko, turut menjadi pembicara pada konferensi kripto Token2049. Selain Ong, konferensi tersebut juga berhasil mendatangkan tokoh-tokoh penting seperti Vitalik Buterin, co-founder Ethereum, dan CEO FTX, Sam Bankman-Fried.

Sebagai orang yang memiliki pandangan luas tentang volume perdagangan, harga, dan berbagai bursa kripto di dunia, Ong membagikan prediksinya untuk pasar kripto dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan.

“Kita akan menyaksikan [terciptanya] jutaan token, baik fungible maupun non-fungible token. Blockchain sedang merevolusi dunia,” kata Ong, meminjam kata-kata terkenal dari pemodal ventura a16z Marc Andreessen, “software is eating the world”.

Selain itu, Ong juga mengatakan bahwa dalam jangka panjang, industri aset kripto akan memiliki momen Airbnb dan Uber-nya sendiri; yang mana akhirnya bisa mengkatalisasi adopsi massal, serta mengantarkan puluhan hingga ratusan juta pengguna baru untuk memasuki industri.

Sederhananya, ikuti saja ke manapun arah uang akan mengalir. Nantinya, kita akan menemukan jawaban bahwa uang-uang tersebut berada di sektor decentralized finance (DeFi) dan NFT. Hal itu karena fenomena meningkatnya investasi modal yang terus berdatangan di sektor tersebut baru-baru ini.

Selanjutnya, Ong memprediksi bahwa suatu saat nanti adopsi massal akan dipicu oleh satu aplikasi GameFi yang sukses. GameFi sendiri adalah bagian dari ekosistem DeFi yang menyediakan mekanisme monetisasi untuk game berbasis blockchain dan sering kali juga menyertakan komponen NFT.

“Sembilan puluh sembilan dari mereka akan gagal. Tapi, mungkin hanya satu [yang sukses], dan yang kita butuhkan [memang] hanya satu. Misalnya saja, PUBG kripto, atau Fortnite kripto, [yang] semua orang [akan] memainkannya.”

Sebagai informasi, menurut situs web perusahaannya, Ong mendirikan CoinGecko bersama TM Lee, yang kini menjabat sebagai CEO CoinGecko, pada tahun 2014 silam untuk “mendemokratisasi akses data kripto dan memberdayakan pengguna dengan wawasan yang dapat ditindaklanjuti.”

Dari Manakah Datangnya Adopsi yang Baru di Masa Depan?

Menurut Ong, adopsi kripto di masa depan kemungkinan akan datang dari negara-negara dengan mata uang yang lemah; seperti Turki, Vietnam, dan Venezuela.

Kemudian, menurut pengamatan pribadi Ong, “Orang-orang bekerja keras untuk menabung, tetapi [sayangnya] mereka tidak mengetahui cara menyimpan kekayaan mereka secara aman. Dan mereka mencari cara untuk memiliki penyimpan nilai antarwaktu (intertemporal). Lalu, mereka menyimpan nilai [tersebut] baik melalui kripto seperti Bitcoin maupun Ethereum, atau melalui stablecoin murni seperti DAI, USDC, USDT daripada memegang mata uang nasional.”

Selain itu, data yang tersaji tampaknya juga mendukung teori Ong tadi. Pasalnya, pada tahun 2021 lalu, CoinGecko sempat menyaksikan adanya lonjakan transaksi di halaman token SLP Axie Infinity, yang berasal dari para pemain di negara-negara seperti Filipina. Para gamer ini akhirnya lebih memilih untuk bermain Axie Infinity supaya bisa menghasilkan lebih dari “US$1 atau US$2” per hari, tutur Ong.

Co-founder CoinGecko Bocorkan Strategi Investasi Pribadinya

Ong menegaskan bahwa peningkatan adopsi institusional kripto telah menyebabkan aset kripto memiliki sifat yang mirip dengan investasi berisiko lainnya seperti saham teknologi. Kemungkinan besar, tren tersebut tidak akan berhenti bahkan di tengah siklus bear market saat ini.

Kemudian, sehubungan dengan strategi investasi pribadinya, Ong optimis dengan prinsip investasi jangka panjang.

“Jadi, saya pastinya [adalah] seorang bag holder,” candanya. Pasalnya, ia juga telah menghabiskan sebagian besar waktunya untuk melakukan riset seputar bear market ketimbang berinvestasi. Sebagai informasi, sebutan bag holder sendiri merujuk kepada seorang investor yang memegang aset yang telah kehilangan hampir semua nilainya.

Kemudian, dia menyarankan para investor untuk menginvestasikan 1-10% dari total portofolio ke dalam Bitcoin dan Ether dalam kurun waktu lima hingga sepuluh tahun. Tujuannya, tentu saja agar bisa melewati siklus pasar saat ini yang secara historis bertahan selama lima tahun. Namun, jika pasar aset kripto naik lebih tinggi, angka itu bisa investor naikkan menjadi 30% atau 40%. Tetapi, sekali lagi, perlu diingat bahwa kripto tergolong aset berisiko dan bukan hal mustahil jika sewaktu-waktu nilainya turun ke titik nol.

“Dan saya [juga] memberi tahu orang-orang. Misalnya, jika Anda tidak bisa tidur di malam hari, dan Anda terus memikirkan kepemilikan aset kripto serta portofolio kripto Anda, Anda mungkin memiliki eksposur yang terlalu besar,” katanya.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!