Bisnis  

CFTC Gugat Binance dan Tuduh CZ Lakukan Insider Trading

cnbc-indonesia.com – — Komisi Perdagangan Berjangka Komoditi (CFTC) AS menggugat exchange kripto Binance dan pendirinya, Changpeng Zhao (CZ), atas tuduhan melanggar aturan perdagangan. Bloomberg melaporkan, gugatan itu diajukan ke Pengadilan Distrik Utara Illinois.

Meski ada kebijakan pembatasan pelanggan AS, Binance dituding tetap melayani warga AS dalam melakukan transaksi Bitcoin (BTC), Ether (ETH), dan Litecoin (LTC) sejak 2019. Namun, karena tidak melakukan registrasi ke regulator AS, Binance dianggap melanggar Undang-Undang Pertukaran Komoditas (Commodities Exchange Act) dan regulasi CFTC, termasuk penerapan Anti-Pencucian Uang (AML) dan Know Your Customer (KYC).

“Sementara itu, Binance, Zhao, dan Lim, mantan Chief Compliance Officer (CCO) platform tersebut, sama-sama mengetahui bahwa dengan melayani pelanggan yang berlokasi di Amerika Serikat, Binance harus tunduk pada persyaratan berdasarkan undang-undang AS,” kata CFTC dalam gugatan itu.

Binance juga dituding telah memfasilitasi pelanggannya untuk menggunakan virtual private network (VPN) guna mengaburkan lokasi mereka. Dengan demikian, warga AS hingga warga Cina bisa melanggar aturan dengan mengakses exchange tersebut.

Selain itu, Binance disebut sengaja menghindari regulasi AS, salah satunya dengan tidak mengungkap dengan gamblang lokasi kantor para eksekutifnya. CFTC mengutip memo internal Binance yang berisi pernyataan CZ bahwa Binance tidak membuat .com di negara manapun untuk menghindari jeratan hukum dari negara tersebut.

“Zhao dan lainnya yang bertindak atas nama Binance telah menggunakan Signal—yang memiliki fitur hapus pesan otomatis—untuk melakukan komunikasi bisnis, bahkan setelah Binance menerima permintaan dokumen dari CFTC dan setelah Binance mengumumkan pemberitahuan penyimpanan dokumen kepada pegawainya,” tulis CFTC.

CFTC akan memaksa Binance untuk membayar ganti rugi dari keuntungan yang didapat secara ilegal dari aktivitas trading warga AS. CFTC juga ingin Binance dilarang melakukan perdagangan di AS.

Diketahui, khusus di Amerika, Binance sengaja membuka exchange dengan merek dagang AS pada 2019. Namun, regulator AS terus menyerang Binance International yang notabene tidak melayani pelanggan dari AS.

CZ Dituding Lakukan Insider Trading

CFTC lebih lanjut menyebut bahwa Binance mengendalikan 300 akun yang dipakai untuk melakukan trading di platformnya sendiri. Akun-akun itu bahkan disebut berkaitan dengan sang Bos Binance, CZ.

“Selama periode tertentu, Binance telah melakukan perdagangan di platformnya sendiri melalui sekitar 300 akun yang semuanya dimiliki secara langsung atau tidak langsung oleh Zhao. Zhao juga melakukan trading di platform Binance melalui dua akun pribadi,” ujar CFTC.

Menurut CFTC, Binance tidak memberikan informasi kepada para pelanggannya di bagian Terms of Use bahwa telah ikut melakukan trading di platformnya sendiri.

Lembaga AS itu memastikan, 300 akun yang dikendalikan Binance bukan akun khusus yang bertugas untuk melakukan pengawasan terhadap aksi penipuan dan manipulasi di dalam platform. Akun-akun tersebut juga bebas dari aturan larangan insider trading yang diberlakukan Binance.

Insider trading adalah perdagangan yang dilakukan orang dalam untuk mendapatkan keuntungan pribadi dengan memanfaatkan informasi internal perusahaan. Dalam kasus Binance, CFTC menduga insider trading dilakukan CZ untuk memanipulasi pasar.

CZ Melawan

Dalam sebuah tulisan blog di situs Binance yang dirilis Selasa, 28 Maret 2023, CZ menjawab semua tudingan yang dilayangkan CFTC. Menurutnya, dalam dua tahun terakhir, Binance terus memastikan tidak ada warga AS yang aktif dalam platformnya dengan menerapkan tiga kebijakan, yakni wajib KYC, memblokir alamat IP dari AS, dan memutus transaksi dari bank AS.

Ia membantah Binance melanggar aturan AML dan KYC. Menurutnya, Binance.com saat ini memiliki lebih dari 750 orang yang bekerja untuk memastikan bisnis mereka beroperasi dalam batasan hukum AML dan KYC.

“Sampai saat ini, kami telah menangani 55.000+ kasus, dan membantu penegak hukum AS membekukan/menyita dana senilai lebih dari $125 juta pada 2022 dan $160 juta pada 2023 sejauh ini,” kata CZ.

CZ juga mengungkapkan bahwa Binance.com memegang 16 lisensi untuk menawarkan layanan perdagangan aset digital. Jumlah tersebut diklaim yang terbanyak dari semua platform perdagangan mata uang kripto.

Terkait tudingan insider trading, ia dengan tegas mengatakan exchange yang dikelolanya tidak melakukan perdagangan untuk mendapatkan keuntungan atau memanipulasi pasar.

Ia mengakui Binance melakukan trading dalam situasi tertentu. Salah satunya untuk menukar kripto hasil dari pendapatan perusahaan menjadi mata uang fiat dengan tujuan untuk menutup kekurangan pengeluaran perusahaan.

“Secara pribadi, saya memiliki dua akun di Binance: satu untuk Binance Card, satu untuk kepemilikan kripto saya. I eat my own dog food (menggunakan produk perusahaan sendiri) dengan menyimpan kripto saya di Binance.com. Saya juga perlu mengonversi kripto dari waktu ke waktu untuk pengeluaran pribadi atau untuk Binance Card saya,” katanya.

CZ membantah klaim bahwa stafnya terlibat dalam insider trading. Pria kelahiran Cina ini menyatakan bahwa Binance memiliki aturan 90-day no-day-trading untuk para karyawan.

“(Aturan) ini untuk mencegah ada karyawan yang aktif melakukan trading. Kami juga melarang karyawan kami untuk trading di Futures,” ungkapnya.

“Saya mengawasi sendiri kebijakan ini dengan ketat dan tidak pernah berpartisipasi dalam Binance Launchpad, Earn, Margin, atau Futures. Saya tugas saya adalah membangun platform yang solid yang melayani pelanggan kami,” tambahnya.

CZ mengatakan, gugatan CFTC kali ini sangat tidak terduga dan cukup mengecewakan. Menurutnya, dalam dua tahun terakhir, Binance sudah bekerja sama dengan CFTC terkait regulasi.

Exchange kripto terbesar kedua di dunia tersebut ternyata sudah berada dalam radar CFTC sejak 2021. Pada Februari lalu, CZ mengaku sudah mencium adanya tindakan hukum yang akan dilakukan oleh CTFC.

Binance Terus “Diserang”, Kini Giliran Pemerintah Singapura Beri Peringatan

In “Exchange”

Breaking News: Pemerintah Amerika Serikat Selidiki Perizinan Binance

In “Highlight”

Isu Bos Binance Ditembak Mati FBI Ramai di WeChat

In “Highlight”