Bisnis  

CEO JP Morgan: Saham Berpotensi Anjlok Lagi hingga 20%, lalu Bagaimana dengan Bitcoin?

CEO JP Morgan: Saham Berpotensi Anjlok Lagi hingga 20%, lalu Bagaimana dengan Bitcoin?

cnbc-indonesia.com – Belum lama ini, CEO JP Morgan, Jamie Dimon, memprediksi bahwa indeks S&P 500 siap untuk terjun bebas hingga 20% dari levelnya saat ini. Prediksi itu bukan tanpa alasan, tetapi setelah mempertimbangkan aspek terkait kondisi makroekonomi global saat ini. Lantas, seperti apakah dampaknya terhadap Bitcoin?

Dalam sebuah wawancara bersama CNBC, Jamie Dimon menyatakan bahwa Amerika Serikat dan seluruh dunia kemungkinan akan memasuki jurang resesi, dalam kurun waktu enam hingga sembilan bulan dari sekarang. Selanjutnya, dia memperkirakan bahwa indeks S&P 500 bisa turun hingga “20% dengan mudah”, terhitung dari levelnya saat ini. Dia juga menggarisbawahi bahwa, “20% berikutnya akan jauh lebih menyengsarakan daripada yang pertama.”

Seberapa Akuratkah Berbagai Prediksi Dimon Sebelumnya?

Komunitas kripto percaya bahwa Jamie Dimon diakui berkat kemampuannya untuk meramalkan fear, uncertainty, and doubt (FUD). Pasalnya, sebagian besar prediksinya selalu saja meleset. Contohnya saja, pada bulan April 2020 lalu, dalam surat tahunannya kepada para pemegang saham, ia memprediksikan bahwa akan terjadi resesi parah akibat pandemi Covid-19. Alhasil, para pemegang saham pun menjeda untuk melakukan buyback saham JP Morgan. Lalu, tidak lama berselang, harga saham tersebut justru meroket tajam hingga 52% sejak April 2020 hingga April 2021.

Kemudian, dalam surat tahunan yang ia tujukan kepada segenap pemegang saham pada April 2021, dia menyebutkan bahwa, “pandemi akan berakhir dengan rebound ekonomi AS, [dan] ekonomi AS kemungkinan besar akan booming”. Ia menambahkan pula bahwa, “[Momentum] ledakan ini dapat bertahan [sampai] 2023 dengan mudah”. Namun, ternyata prediksinya itu bertolak belakang dengan kenyataan. Karena, buktinya, kondisi ekonomi saat ini justru jauh lebih buruk daripada yang terjadi pada bulan April 2021 lalu.

Sehubungan dengan prediksi CEO JP Morgan yang terbaru, publik masih perlu menunggu selama 6 sampai 9 bulan ke depan untuk bisa mendapatkan jawaban terkait apakah benar indeks akan turun lagi hingga 20%.

Lantas, Apa yang Bisa Kita Lihat dari Grafik yang Tersaji?

Apakah ada kesamaan antara grafik indeks S&P 500 di tahun 2008 dengan grafiknya di tahun 2022? Pada tahun 2008, ketika indeks turun hampir 10% dari titik tertinggi sepanjang masa (ATH), indeks tersebut kembali menguji pola Simple Moving Average (SMA) 200 hari. Di samping itu, terdapat juga formasi tipe head-and-shoulder, serta indeks yang telah menembus neckline pada bulan Juni 2008 silam.

Setelah itu, pasar mengalami penurunan tajam yang nyaris mencetak angka 50%, sebelum akhirnya indeks tersebut mencapai titik bottom atau titik terendah.

Sebagai perbandingan, aksi serupa juga terjadi di tahun 2022, yaitu ketika indeks S&P 500 berusaha menguji kembali pola SMA 200-hari, indeksnya turun sekitar 10-12% dari level ATH. Menariknya lagi, indeks tersebut juga membentuk pola tipe head-and-shoulder yang serupa setelah menerima aksi penolakan dari pola SMA 200-hari, serta bergerak menembus neckline pada September 2022 lalu. Terkait dengan rangkaian aksi tersebut, apakah saat ini pasar memang tengah bersiap untuk mengalami tren penurunan tajam berikutnya?

Dampaknya terhadap Bitcoin

Jika prediksi Dimon tentang penurunan saham hingga 20% itu ternyata akurat, tentunya komunitas kripto akan ikut khawatir jika aset kripto juga akan terkena dampaknya. Pasalnya, terdapat korelasi yang kuat antara indeks S&P 500 dengan Bitcoin (BTC). Terlebih lagi, efeknya akan lebih parah ketika kita mengaitkannya dengan Bitcoin. Ketika indeks S&P anjlok sampai 35% antara bulan Februari dan Maret 2020, harga Bitcoin justru amblas lebih dari 60%. Sedangkan, saat ini, S&P sudah turun hampir 25% dari level ATH-nya, sementara Bitcoin telah anjlok lebih dari 70%.

Jika nantinya indeks S&P 500 benar-benar akan amblas hingga 20%, maka harga Bitcoin diprediksi akan mengalami penurunan lebih dari 50% dari levelnya saat ini. Terkait prediksi itu, banyak trader yang percaya bahwa saat ini adalah momen yang tepat untuk ‘serok’ Bitcoin.

Bagaimana pendapat Anda? Apakah ramalan CEO JP Morgan kali ini tidak akan meleset? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

error: Content is protected !!