Bisnis  

Bear Market Tidak Menghambat Antusiasme Miner & Holder Bitcoin untuk Gandakan Investasinya

cnbc-indonesia.com – Kendatipun harga Bitcoin (BTC) telah turun di bawah level US$20.000 pada bulan September ini, tetapi perusahaan-perusahaan miner publik serta holder terkemuka dengan mantap memutuskan untuk tetap melanjutkan strategi yang sudah mereka terapkan sebelumnya.

Sehubungan dengan hal itu, menurut pernyataan pers, BitFarms, yaitu perusahaan miner publik Bitcoin, telah memulai produksi pertama mereka dari total dua gudang berkapasitas 50 megawatt (MW) yang saat ini tengah dalam tahap pembangunan di Argentina.

Sementara itu, ketika pengumuman itu dibuat, saham perusahaannya yang terdaftar di Nasdaq itu, saat ini diperdagangkan tepat di atas level US$1,20. Itu artinya, harganya telah turun hampir 50% dari level sebelumnya pada bulan lalu, yaitu US$2,30.

Selanjutnya, perusahaan tersebut juga melaporkan bahwa dengan startup awal tersebut, mereka telah berhasil mencapai puncak historis hashrate 4 exahash per detik (EH/dtk). Bersamaan dengan prestasi itu, mereka juga telah menambah kapasitas sebesar 10 MW. Sehingga, sekarang total kapasitas perusahaannya menjadi 176 MW. Terkait hal tersebut, CEO BitFarms, Geoff Morphy, dengan antusias menyatakan bahwa perusahaannya berambisi untuk memenuhi target 50 MW pada akhir tahun ini. Target tersebut akan perusahaan capai dengan cara menambahkan sebanyak 10 MW selama bulan-bulan berikutnya.

Menanggapi target perusahaan, Morphy kemudian mengungkapkan, “Kami bangga memulai produksi lebih cepat dari rencana di gudang [berkapasitas] 50 MW pertama kami di Rio Cuarto, [ini] menandai fasilitas penambangan kami yang ke-10 serta negara ke-4 yang sekarang sedang berproduksi”.

Selanjutnya, ia juga menambahkan bahwa perusahaan berhasil memperoleh tarif listrik yang menguntungkan untuk kedua lokasi. Selain itu, tarif tersebut telah ditetapkan tahun lalu di bawah kesepakatan listrik pihak swasta yang berdurasi selama delapan tahun. Di samping itu, terlepas dari biaya komoditas di pasar energi global yang terus meningkat, Morphy menyatakan bahwa kesepakatan tersebut mampu memangkas total biaya energi untuk portofolio perusahaannya.

Harga Saham Perusahaan Mining Marathon Digital Anjlok

Baru-baru ini, saham milik perusahaan miner Marathon Digital juga telah anjlok menjadi sekitar US$10,50 dari puncaknya pada kisaran US$19, yang tercapai pada tanggal 10 Agustus lalu.

Mengomentari hal itu, mantan penasihat investasi Gary Bourgeault berpendapat bahwa perusahaan miner tersebut akan secara bijak untuk tetap mempertahankan kepemilikan Bitcoin-nya; mengingat depresiasi harga yang saat ini masih berlanjut. Akan tetapi, di sisi lain, ia juga memperingatkan bahwa jika harga aset masih terus turun, maka bukan hal yang mustahil jika akhirnya para penambang terpaksa menjual asetnya. Kemudian, dia juga menambahkan bahwa jika nantinya harga Bitcoin tidak kunjung rebound, maka kerugian yang miner derita bisa meningkat ke “level [yang] mengkhawatirkan.”

Namun, terlepas dari segala macam tantangan ini, Bourgeault mencatat bahwa Marathon dengan cepat menggenjot tingkat exahash-nya dan yakin akan mencapai 23 EH/dtk mendekati pertengahan tahun 2023 mendatang. Lalu, ia juga mengatakan bahwa sejumlah besar penambang dapat mengimbangi kerugian perusahaannya saat ini.

Sementara itu, karena Marathon bergantung pada harga Bitcoin, maka Bourgeault percaya bahwa suatu lonjakan harga dapat mendorongnya untuk melampaui para pesaingnya.

MicroStrategy Akan Terus Menyetok Bitcoin

Di sisi lain, perusahaan intelijen bisnis sekaligus holder Bitcoin terkemuka, MicroStrategy, juga telah menyaksikan kemerosotan pada harga sahamnya. Penurunan tersebut sudah terjadi dalam seminggu terakhir dan juga sejak bulan lalu.

Pada tanggal 15 Agustus, MSTR sempat diperdagangkan sekitar US$350. Namun, 10 hari setelah itu, harganya ambrol ke titik US$250. Selanjutnya, pada bulan September harganya turun lagi menjadi US$210. Tetapi, setelah itu, harganya sempat mengalami kenaikan ke level US$260. Sayangnya, sejak saat itu, harganya lagi-lagi anjlok dan sekarang masih bertengger di bawah level US$200.

Sementara itu, dalam pernyataan terbarunya mengenai kepemilikan Bitcoin bulan lalu, MicroStrategy melaporkan informasi terkait pembelian Bitcoin terbarunya pada tanggal 28 Juni lalu.

Saat itu, perusahaan membeli sekitar 480 keping BTC seharga sekitar US$10 juta. Dengan demikian, total kepemilikan Bitcoin-nya menjadi 129.699 dengan total biaya US$3,9756 miliar.

Berdasarkan data tersebut, maka harga pembelian rata-rata Bitcoin MicroStrategy menjadi US$30.650 per BTC.

Di sisi lain, terlepas dari pengunduran diri Michael Saylor dari jabatan CEO, perusahaan telah mengumumkan bahwa mereka berencana untuk mengumpulkan lebih banyak dana agar bisa terus mengejar strategi Bitcoin-nya.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!