Bisnis  

Aset Kripto Asal China Melonjak, Imbas Regulasi AS Makin Ketat?

cnbc-indonesia.com – Beberapa proyek kripto asal China mengalami apresiasi harga yang signifikan, salah satunya adalah Conflux (CFX) yang mengalami kenaikan +395% dalam seminggu terakhir, dan +1.045% dari awal tahun 2023. Proyek kripto asal China lainnya yang juga mengalami kenaikan yakni: NEO, ACH, FIL, QTUM, dan VET.

Penyebab kenaikan ini kemungkinan besar dikarenakan China mempertimbangkan ulang tentang pelarangan kripto (crypto ban) serta regulasi Amerika Serikat yang semakin galak terhadap kripto.

Harga Proyek Kripto Asal China Melonjak

Conflux (CFX) menjadi proyek kripto asal China yang mengalami kenaikan harga signifikan sebesar +1.045% dari awal tahun 2023.

Pada 15 Februari 2023, Conflux melalui akun twitter resminya mengumumkan partnership dengan perusahaan telekomunikasi kedua terbesar di China, China Telecom untuk mengembangkan SIM card berbasis blockchain.

Setelah pemberitaan tersebut, CFX mengalami kenaikan sebesar +395% dalam 6 hari terakhir dari harga US$0,050 ke US$0,249. Per 20 Februari 2023, CFX diperdagangkan pada harga US$0,249.

Proyek kripto asal China lainnya juga mengalami kenaikan signifikan dalam 6 hari terakhir seperti: Neo (NEO) mengalami kenaikan +40%, Alchemy Pay (ACH) naik +187%, Filecoin (FIL) naik +75%, Qtum (QTUM) naik +35%, dan Vechain (VET) naik +41%.

China Pertimbangkan Ulang Larangan Kripto

Gagasan tentang pelonggaran aturan pelarangan kripto di China kembali disuarakan. Mantan anggota Komite Kebijakan Moneter Bank Sentral China, Huang Yiping percaya bahwa pemerintah China perlu mempertimbangkan kembali tentang crypto ban.

Mantan komite tersebut berpendapat bahwa “larangan permanen terhadap crypto dapat mengakibatkan banyak peluang yang terlewatkan untuk sistem keuangan formal, termasuk yang terkait dengan blockchain dan tokenisasi”.

“Melarang aset kripto mungkin praktis dalam jangka pendek, tetapi apakah itu berkelanjutan dalam jangka panjang maka memerlukan analisis mendalam,” kata Huang Yiping, pada 29 Januari 2023.

Regulasi Kripto di AS Semakin Sulit

Naiknya kripto asal China ini juga disinyalir karena industri kripto di Amerika yang semakin ketat. Hal ini terlihat dari kasus Kraken dan Paxos yang berurusan dengan SEC atau OJK-nya Amerika. Karena itu, ada kemungkinan besar mereka akan enggan berurusan dengan AS.

SEC berhasil menggugat Kraken untuk menghentikan layanan staking untuk user AS dan mendapatkan denda sebesar US$30 juta. Disamping itu, masih banyak exchange kripto yang beroperasi dan memiliki user AS serta terdapat layanan staking, di mana ini bisa jadi menjadi target SEC di kemudian hari.

Permasalahan dengan Paxos juga banyak mendapati kritik dari komunitas kripto tentang aset kripto dan security. Dengan menganggap BUSD sebagai security maka pemegang BUSD memiliki harapan profit dari BUSD yang dimiliki sementara BUSD adalah stablecoin.

Banyaknya langkah yang diambil SEC tentunya mendapat respons yang tidak baik dari komunitas kripto. Salah satu kritikan muncul dari CEO Coinbase, Brian Armstrong, lewat akun twitter, ia memberikan pendapatnya.

“Amerika berisiko kehilangan statusnya sebagai pusat keuangan jangka panjang, tanpa peraturan yang jelas tentang crypto, dan lingkungan yang tidak bersahabat dari regulator.”

Jika atmosfer seperti ini terus berlanjut, ada kemungkinan besar pasar kripto akan berpindah ke tempat yang ramah terhadap kripto.