‘Dikeroyok’ di WTO Gegara Nikel Cs, RI Malah Rekor Impor Buah

cnbc-indonesia.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) tegas menyatakan kebijakannya akan terus membatasi ekspor sumber daya alam (SDA) dalam bentuk mentah. Hal itu, untuk memacu hilirisasi yang bisa menambah nilai tambah di dalam negeri.

Meski harus menghadapi gugatan di organisasi perdagangan dunia, WTO, di mana Indonesia adalah juga anggotanya.

Di sisi lain, Indonesia terpaksa harus mengalah pada serbuan impor, termasuk produk pertanian. Pasalnya, Indonesia adalah bagian dari sejumlah kesepakatan perdagangan, yang membuka pintu bagi masuknya barang impor ke pasar domestik.

Tercatat, impor buah Indonesia cetak rekor dalam 10 tahun terakhir.

Departemen Pertanian AS (USDA) dalam laporan 29 Juni 2022 merilis, Indonesia tercatat mengikuti berbagai kesepakatan perdagangan bebas. Di dalam regional Asean, maupun dengan negara mitra Asean. Juga, dalam mekanisme kerja sama kesepakatan bilateral.

“Meski Indonesia menghasilkan beragam buah tropis, permintaan buah segar impor terus meningkat. Pada tahun 2021, Indonesia mengimpor 710.867 MT buah segar senilai US$1,1 miliar. Jumlah tertinggi sejak 2012,” demikian laporan USDA dikutip Selasa (13/9/2022).

“Buah-buahan utama yang diimpor termasuk pir, apel, mandarin, dan anggur, yang bersama-sama menyumbang 87% dari total impor buah Indonesiavolume. Buah impor populer lainnya termasuk buah-buahan tropis. Seperti, lengkeng, leci, jeruk, lemon, kiwi, plum, stroberi, ceri, dan persik,” lebih lanjut laporan USDA.

– China dengan porsi 72% terutama pir, apel, anggur, mandarin (jeruk)- Thailand 8%- Pakistan 5%- AS 4%- Australia 4%.

“Negara-negara tersebut memiliki tarif nol preferensial untuk buah mereka ekspor ke Indonesia seperti apel dan anggur, yang juga produk ekspor utama AS ke Indonesia,” tulis USDA.

Di sisi lain, Jokowi mengakui, kebijakan larangan ekspor SDA mentah akan mendapatkan penolakan keras dari negara-negara tetangga maupun sahabat yang selama ini membutuhkan komoditas sumber daya alam Indonesia.

“Musuhnya memang negara maju yang biasa barang itu kita kirim ke sana. Ngamuk semuanya. Nikel kita sudah di bawa ke WTO. Sudah. Enggak apa-apa, kita hadapi,” kata Jokowi pernah dalam suatu kesempatan.

Terbukti, Indonesia kini tengah ‘dikeroyok’ oleh Uni Eropa dan sejumlah negara karena kebijakan Jokowi tersebut, ditandai dengan larangan eksporn nikel mentah sejak 3 tahun lalu.